TARAKAN – Bank Indonesia (BI) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali bersinergi dalam Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025. Kali ini, ekspedisi menyasar wilayah terdepan, terpencil, dan terluar (3T) di Kalimantan Utara (Kaltara), termasuk Bunyu, Sebatik, Teluk Sulaiman, Maratua, dan Derawan, yang berlangsung dari tanggal 15 hingga 21 Juli 2025.
Ekspedisi ini menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Singa 651 dan membawa modal kerja senilai Rp5 miliar untuk penukaran uang layak edar.
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Uang BI, Hari Widodo, menyampaikan apresiasi mendalam kepada TNI Angkatan Laut atas kolaborasi yang berkelanjutan ini.
“Kami menghaturkan terima kasih dan apresiasi yang sedalam-dalamnya kepada TNI Angkatan Laut atas sinergi yang luar biasa dengan Bank Indonesia. Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara beserta jajaran yang senantiasa mendukung kegiatan Bank Indonesia di wilayah ini,” ujar Hari Widodo dalam sambutan pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Mako Lalntamal XIII Tarakan, Selasa (15/7/27).
Hari Widodo menjelaskan sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, BI memiliki mandat dalam pengelolaan uang Rupiah. Mandat ini mencakup enam kegiatan utama diantaranya perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan uang Rupiah.
“Kegiatan kali ini merupakan tahapan pengedaran, bagaimana kita menjangkau seluruh masyarakat di seluruh pelosok negeri agar dapat memperoleh uang Rupiah dalam kondisi yang layak edar. Ini sejalan dengan misi Bank Indonesia untuk menyediakan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kondisi yang layak,” tegas Hari Widodo.
Ia menambahkan, penggunaan uang Rupiah di seluruh NKRI adalah hal strategis karena Rupiah tidak hanya sebagai alat transaksi, tetapi juga simbol kedaulatan negara.
“Rupiah adalah alat pemersatu bangsa, dan hanya negara merdeka yang dapat mengeluarkan mata uangnya sendiri. Oleh karena itu, Rupiah merupakan simbol kedaulatan negara yang harus terus kita jaga bersama,” katanya.
Ia menambahkan Bank Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan misinya, antara lain kondisi geografis NKRI yang terdiri dari ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur, masih adanya sebagian masyarakat yang belum memperlakukan uang Rupiah dengan tepat (misalnya mencoret atau melipat), serta potensi penggunaan mata uang asing di wilayah perbatasan, seperti Kaltara.
“Ketiga tantangan ini harus dijawab oleh Bank Indonesia, dan kami meyakini bahwa tidak mungkin Bank Indonesia melaksanakan tugas ini sendiri tanpa membangun sinergi dengan kekuatan bangsa yang lain,” jelas Hari Widodo.
Ia menyebut TNI Angkatan Laut merupakan salah satu elemen bangsa yang berada di depan dalam menjaga kedaulatan NKRI. Di sinilah substansi kepentingan bertemu antara Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut.
Sinergi strategis antara BI dan TNI AL telah terjalin sejak tahun 2012, dengan 123 kegiatan dan kunjungan ke 650 pulau hingga tahun 2022. Pada tahun 2025, ditargetkan 90 pulau di 18 provinsi akan dikunjungi dalam ekspedisi ini.
“Kegiatan ekspedisi berdaulat di Kalimantan Utara ini memiliki makna strategis karena berbatasan langsung dengan negara tetangga, di mana ada potensi masyarakat masih menggunakan mata uang asing,” imbuhnya.
Senada dengan Hari Widodo, Komandan Lantamal XIII, Laksamana Pertama TNI Ferry Supriady, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi kesepahaman dan perjanjian kerja sama antara Bank Indonesia dan TNI AL.
“Diharapkan melalui kegiatan ini dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh uang Rupiah layak edar,” ujarnya.
Laksamana Pertama TNI Ferry Supriady menekankan peran Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa yang harus dijaga.
“TNI Angkatan Laut mendukung pemerataan pembangunan nasional di seluruh wilayah NKRI, di mana salah satu bagian utamanya adalah kegiatan perekonomian berupa transaksi keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah, sehingga mata uang Rupiah menjadi tuan rumah tunggal dan berdaulat di negeri Indonesia,” pungkasnya.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Kaltara ini merupakan kegiatan ke-10 secara nasional di tahun 2025, dan akan mengunjungi Pulau Sebatik, Maratua, Teluk Sulaiman, Bunyu, dan Derawan. Sinergi antara BI, TNI AL, dan pemerintah daerah diharapkan terus menguat untuk melayani masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T.(Mt)
Discussion about this post