TANA TIDUNG, Fokusborneo.com – Masalah pendidikan dan infrastruktur masih mendominasi keluhan masyarakat Kabupaten Tana Tidung. Hal ini disampaikan Anggota DPRD Kalimantan Utara, Herman S.Pi, usai menggelar reses masa sidang pertama tahun 2025 di Desa Sebidai, Kecamatan Sesayap.
Reses yang dilakukan Herman, legislator dari Fraksi PKB yang duduk di Komisi I DPRD Kaltara, berlangsung di beberapa titik, di antaranya Sesayap Induk, Sesayap Selor, Desa Sedulun, Desa Sebidai, hingga Kecamatan Betayau.
Sejumlah aspirasi disuarakan masyarakat, baik yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten maupun provinsi.
Menurut Herman, sektor pendidikan menempati urutan teratas. Ia menyoroti kondisi fasilitas di SMK 1 Sesayap yang masih jauh dari layak. Drainase yang rusak membuat halaman sekolah becek saat hujan, bahkan kerap menimbulkan kecelakaan bagi guru maupun siswa.
“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Karena itu, hasil reses ini akan saya bawa untuk didorong kepada pemerintah provinsi melalui OPD terkait agar segera ditangani,” ujarnya.
Tidak hanya itu, SMA 1 Sesayap juga menghadapi persoalan serius terkait ketiadaan pagar sekolah. Situasi ini dinilai berbahaya karena siswa mudah keluar masuk ke lingkungan sekitar pemukiman.
“Kepala sekolah mengeluhkan, saat jam istirahat anak-anak sulit diawasi. Bahkan ada yang merokok di luar lingkungan sekolah. Dengan adanya pagar, kontrol bisa lebih mudah dilakukan, keamanan siswa pun terjamin,” tambah Herman.
Selain fasilitas fisik, masalah kesejahteraan pelajar turut disoroti. Aspirasi tentang kebutuhan beasiswa masih kuat terdengar. Banyak orang tua berharap adanya tambahan bantuan pendidikan, terutama bagi pelajar asal Tana Tidung yang menempuh sekolah maupun kuliah di luar daerah. Herman menegaskan, hal ini penting untuk meringankan beban masyarakat yang secara ekonomi masih terbatas.
Di luar sektor pendidikan, masyarakat juga menaruh perhatian pada perbaikan infrastruktur dasar. Jalan lingkungan, semenisasi, drainase, hingga pembangunan pagar kuburan dan rumah ibadah menjadi aspirasi yang terus diulang.
“Ini bukan sekadar kebutuhan fasilitas, tetapi menyangkut kenyamanan, keselamatan, dan keberlangsungan hidup masyarakat sehari-hari,” jelasnya.
Masalah kelistrikan juga tak luput dari pembahasan. Di SMK Sesayap misalnya, tiang listrik yang masih terbuat dari kayu dinilai membahayakan. Herman menyebutkan, masyarakat meminta agar instalasi listrik segera diperbaiki dan diganti dengan tiang permanen.
“Kalau dibiarkan, risikonya bisa fatal. Hal-hal seperti ini tidak boleh dianggap sepele,” tegasnya.
Lebih jauh, sektor ekonomi produktif seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan juga masuk dalam daftar usulan. Warga berharap adanya dukungan peralatan, bibit, serta program bantuan berkelanjutan yang benar-benar menyentuh kebutuhan mereka.
Menurut Herman, bidang ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang sebagian besar menggantungkan hidup pada sektor primer.
Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Tana Tidung, Herman menegaskan seluruh aspirasi ini akan diperjuangkan dengan serius. Ia berjanji akan menyampaikan langsung kepada pemerintah provinsi, sekaligus mengawal agar tidak berhenti pada laporan reses semata.
“Tugas kami adalah memastikan suara masyarakat ini sampai ke meja pengambil kebijakan. Karena hanya dengan begitu, pembangunan bisa merata dan benar-benar dirasakan,” pungkasnya. (hr)
Discussion about this post