BALIKPAPAN, Fokusborneo.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) kembali menggulirkan program “Disdukcapil Goes to School”, layanan jemput bola perekaman KTP elektronik (KTP-el) bagi pelajar usia 16–17 tahun.
Program ini menyasar siswa yang akan genap berusia 17 tahun agar segera memiliki identitas kependudukan sebelum memasuki masa pemilihan umum mendatang.
Kegiatan yang kembali dilaksanakan pada awal Oktober 2025 ini merupakan bagian dari upaya pemerintah kota untuk mempermudah akses layanan administrasi kependudukan bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Melalui program tersebut, petugas Disdukcapil turun langsung ke sekolah-sekolah untuk melakukan perekaman data tanpa harus menunggu siswa datang ke kantor pelayanan.
Kepala Disdukcapil Balikpapan, Tirta Dewi, mengatakan, layanan jemput bola semacam ini telah menjadi agenda rutin setiap tahun. Selain mempermudah masyarakat, kegiatan tersebut terbukti efektif menjangkau kelompok pelajar yang umumnya belum memiliki waktu luang untuk mengurus dokumen kependudukan di luar jam sekolah.
“Banyak pelajar yang belum sempat datang ke kantor karena kesibukan sekolah atau jarak tempat tinggal. Karena itu kami yang mendatangi mereka. Petugas membawa perangkat lengkap untuk melakukan perekaman di lokasi sekolah,” ujar Tirta, Minggu (5/10/2025).
Ia menjelaskan, setiap tim lapangan dilengkapi perangkat mobile yang digunakan untuk mengambil foto wajah, sidik jari, tanda tangan digital, serta pemindaian iris mata. Semua data tersebut langsung masuk ke sistem database kependudukan nasional yang dikelola Kementerian Dalam Negeri.
“Begitu mereka genap berusia 17 tahun plus satu hari, KTP-nya bisa langsung dicetak di kantor kecamatan tanpa harus melakukan perekaman ulang,” jelasnya.
Tirta menegaskan, program “Disdukcapil Goes to School” tidak hanya bertujuan menertibkan administrasi kependudukan, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi pelajar mengenai pentingnya memiliki identitas resmi sebagai warga negara. Menurutnya, KTP-el bukan sekadar dokumen formal, melainkan pintu masuk untuk memperoleh berbagai hak sipil dan akses terhadap layanan publik.
“KTP adalah identitas dasar. Dengan KTP, seseorang bisa mengakses layanan pendidikan, kesehatan, keuangan, dan tentu saja hak politik. Kami ingin anak-anak muda paham sejak dini bahwa identitas kependudukan ini sangat penting,” katanya.
Pada periode 6–9 Oktober 2025, petugas Disdukcapil dijadwalkan mendatangi sejumlah sekolah menengah atas dan madrasah aliyah di Kota Balikpapan. Beberapa di antaranya MAN Prapatan, SMA Negeri 1 Balikpapan, SMA Negeri 7 Balikpapan, dan MAN Kilometer 8,5.
Setiap sekolah mendapat jadwal khusus agar proses perekaman berjalan tertib dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Petugas Disdukcapil bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menyiapkan ruang dan daftar siswa yang akan direkam.
“Kami berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru BK (bimbingan konseling) untuk mendata siswa yang sudah memasuki usia wajib KTP. Dengan begitu, pelayanan bisa lebih cepat dan tepat sasaran,” tutur Tirta.
Selain melakukan perekaman, tim Disdukcapil juga memberikan penjelasan kepada siswa mengenai prosedur pencetakan KTP dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan tersebut, banyak siswa yang antusias karena untuk pertama kalinya mereka melakukan perekaman identitas sebagai warga negara.
Menurut Tirta, kegiatan jemput bola ini juga mendukung peningkatan akurasi data kependudukan dan daftar pemilih tetap (DPT) di Kota Balikpapan. Data hasil perekaman pelajar nantinya akan disinkronkan dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, yang secara berkala melakukan pembaruan Data Pemilih Berkelanjutan (DPB).
“Kami terus berkoordinasi dengan KPU untuk memastikan tidak ada pemilih pemula yang terlewat. Setiap triwulan, kami kirimkan pembaruan data dari hasil perekaman di lapangan agar DPT tetap mutakhir,” ujarnya.
Ia menyebut, jumlah pemilih pemula di Balikpapan memang tidak terlalu besar dibanding total penduduk, namun perannya sangat strategis dalam menjaga validitas data kependudukan dan demokrasi lokal.
“Meski jumlahnya tidak dominan, kelompok ini penting karena menyangkut transisi generasi. Mereka adalah calon pemilih masa depan dan juga generasi penerus yang akan memanfaatkan berbagai layanan digital berbasis NIK,” ucap Tirta.
Lebih jauh, ia menambahkan bahwa Disdukcapil juga tengah memperluas sistem layanan berbasis digital untuk mempercepat pengurusan dokumen kependudukan. Warga kini dapat mengajukan pencetakan ulang atau pembaruan data secara daring melalui aplikasi layanan kependudukan online, yang terintegrasi dengan sistem pusat.
Namun, untuk perekaman KTP-el perdana, terutama bagi pemilih pemula, layanan tatap muka tetap menjadi syarat wajib karena menyangkut pengambilan data biometrik.
“Perekaman pertama kali tidak bisa dilakukan secara online karena harus ada verifikasi langsung. Tapi setelah itu, semua layanan lainnya bisa dilakukan secara digital,” jelas Tirta.
Disdukcapil juga berkomitmen melanjutkan program jemput bola ke tingkat kelurahan dan kecamatan, khususnya bagi warga lanjut usia dan penyandang disabilitas yang kesulitan datang ke kantor pelayanan.
“Kami ingin seluruh warga Balikpapan terlayani tanpa terkecuali. Prinsipnya, pelayanan harus inklusif dan menjangkau semua lapisan masyarakat,” tegasnya.
Dengan berbagai inovasi tersebut, Disdukcapil Balikpapan menargetkan seluruh warga berusia 17 tahun pada 2025 sudah memiliki KTP elektronik yang aktif dan terdaftar di sistem nasional. Tirta berharap, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya administrasi kependudukan akan semakin meningkat.
“Identitas yang valid menjadi dasar dari semua urusan pemerintahan, baik pendidikan, kesehatan, hingga bantuan sosial. Dengan data yang akurat, pelayanan publik juga akan lebih tepat sasaran,” pungkasnya.
Jumlah pemilih di Balikpapan berdasarkan rekapitulasi Data Pemilih Berkelanjutan (DPB) Triwulan III Tahun 2025 tercatat sebanyak 536.514 orang. Angka tersebut sudah termasuk tambahan pemilih pemula hasil perekaman Disdukcapil yang diverifikasi bersama KPU.
Melalui sinergi antarinstansi ini, Pemerintah Kota Balikpapan optimistis data kependudukan dan kepemiluan di wilayahnya akan semakin tertib, transparan, dan terintegrasi.
“Dengan Disdukcapil Goes to School, bagi generasi muda, menjadi langkah awal untuk mengenal pentingnya administrasi kependudukan sekaligus menanamkan nilai-nilai tanggung jawab sebagai warga negara,” tegasnya. (*)
Discussion about this post