BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Meningkatnya potensi ekonomi kreatif di Kota Balikpapan mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat kapasitas dan daya saing generasi muda. Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) pun mengambil langkah konkret dengan menggelar dua program pelatihan, yakni pelatihan barista dan pelatihan public speaking, yang digelar secara berurutan mulai 7 hingga 10 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya Pemkot Balikpapan dalam menyiapkan sumber daya manusia muda yang adaptif terhadap perkembangan zaman, terutama di tengah meningkatnya peluang kerja dan usaha di sektor ekonomi kreatif.
Dengan melibatkan puluhan peserta berusia 16 hingga 30 tahun dari berbagai kecamatan, pelatihan tersebut tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri, kreativitas, dan kemandirian di kalangan pemuda.
Pelatihan barista berlangsung di Hotel Buskai Balikpapan pada 7–8 Oktober dan diikuti 50 peserta. Sedangkan pelatihan public speaking digelar pada 9–10 Oktober dengan menghadirkan narasumber profesional dari kalangan praktisi komunikasi, penyiar radio, dan pembawa acara berpengalaman.
Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, menjelaskan kegiatan ini dirancang sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap pengembangan potensi anak muda agar mampu bersaing di dunia kerja maupun wirausaha.
“Anak muda adalah aset paling berharga bagi pembangunan daerah. Mereka harus memiliki keterampilan yang relevan dan siap menghadapi tantangan industri kreatif yang terus berkembang,” ujarnya.
Ratih menambahkan, pelatihan barista misalnya, tidak hanya memperkenalkan teknik menyeduh kopi, tetapi juga menanamkan pemahaman tentang nilai ekonomi di balik setiap proses produksi.
“Dari secangkir kopi, ada nilai seni, ada nilai ekonomi, dan ada peluang usaha yang besar. Anak muda melihat peluang itu dengan kacamata kreatif, bukan sekadar pekerjaan sementara,” tuturnya.
Ia menegaskan, Disporapar berupaya agar kegiatan pelatihan seperti ini menjadi agenda berkelanjutan, karena terbukti mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dan partisipasi generasi muda dalam bidang ekonomi kreatif.
“Balikpapan memiliki potensi besar di sektor kuliner, pariwisata, dan event kreatif. Pelatihan semacam ini membuka jalan bagi pemuda untuk mengambil peran langsung di sektor tersebut,” kata Ratih.
Di sisi lain, pelatihan public speaking juga mendapat antusiasme tinggi dari peserta. Kegiatan ini membekali pemuda dengan kemampuan komunikasi efektif, teknik vokal, gestur tubuh, serta keahlian membangun kehadiran panggung.
Ratih menilai, kemampuan berbicara di depan umum kini menjadi kebutuhan mendasar di berbagai bidang, baik dunia kerja, pendidikan, maupun organisasi sosial.
“Balikpapan semakin sering menjadi tuan rumah kegiatan berskala nasional dan internasional. Pemuda lokal harus siap tampil dan menjadi bagian dari wajah kota yang profesional, percaya diri, dan komunikatif,” terangnya.
Selain memberikan pelatihan teknis, Disporapar juga menyiapkan dukungan berupa sertifikat, uang transportasi, serta akses jejaring kerja sama dengan komunitas dan pelaku industri lokal. Dukungan tersebut diharapkan dapat membantu peserta terus mengasah kemampuan dan memperluas peluang pasca pelatihan.
Ratih menegaskan program kepemudaan harus selalu relevan dengan kebutuhan generasi saat ini, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi digital dan kreatif.
“Pemuda Balikpapan harus tumbuh dengan karakter pekerja keras, kreatif, dan mampu berdiri di atas kaki sendiri. Pelatihan ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang menuju kemandirian dan kesuksesan mereka,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kepemudaan Disporapar, Wahyu Mulia Donny Seputra, menambahkan pelatihan barista ini melibatkan praktisi industri kopi yang memberikan materi secara aplikatif.
Peserta diajarkan mengenali karakter biji kopi, teknik roasting, penyeduhan espresso, hingga seni latte art. Tak hanya itu, mereka juga mendapat wawasan dasar manajemen usaha dan pelayanan pelanggan.
“Dunia kopi saat ini bukan hanya gaya hidup, tetapi sudah menjadi ekosistem bisnis yang menjanjikan. Banyak pemuda yang memulai usaha kecil dari hobi menyeduh kopi, dan berkembang menjadi pengusaha sukses. Itulah semangat yang kami dorong,” jelas Wahyu.
Salah satu peserta pelatihan barista, Dwi Rahmawati (23), mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Ia yang kini merintis usaha kopi rumahan mengatakan, pelatihan ini membuka wawasan baru tentang standar penyeduhan yang benar.
“Ternyata prosesnya sangat detail. Dari suhu air, takaran, sampai cara menyajikan punya pengaruh besar terhadap rasa. Saya jadi lebih paham bagaimana membuat produk yang bisa bersaing,” ujarnya.
Sementara peserta pelatihan public speaking, Arif Nugroho (21), mengungkapkan rasa percaya dirinya meningkat setelah mengikuti sesi latihan intensif bersama mentor.
“Awalnya gugup, tapi setelah berlatih langsung dan mendapat masukan dari narasumber, saya jadi tahu bagaimana mengatur nada suara dan mengendalikan gestur tubuh. Sekarang rasanya jauh lebih siap kalau harus berbicara di depan umum,” katanya. (*)














Discussion about this post