TARAKAN, Fokusborneo.com – Kondisi armada pemadam kebakaran (PMK) Sektor Tarakan Barat yang merupakan hibah dari negara Jepang sudah berusia tua dan sempat membuat heboh karena mengeluarkan asap tebal di Jalan Jenderal Sudirman pada Kamis (4/12/25), mendapat sorotan keras dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan.
Ketua Komisi I DPRD Kota Tarakan, Adyansa menyatakan keprihatinannya melihat insiden yang terjadi tepat di tanjakan depan Gereja Paroki Santa Maria Imakulata. Hal ini menunjukkan mendesaknya penggantian armada.
Adyansa mengatakan pengadaan unit PMK baru perlu dijadikan skala prioritas. Ia mengungkapkan permintaan untuk pengadaan armada baru ini sebenarnya sudah pernah diminta untuk diajukan dan dibahas pada APBD tahun 2025 karena dinilai sangat mendesak (urgent). Namun, usulan tersebut gagal terakomodir.
”Ini perlu, hanya memang melihat APBD kita sangat kecil. Jadi ini perlu menjadi skala prioritas, Insya Allah tetap saya gaungkan,” ujar Adyansa, Jumat (5/12/25).
Karena kembali gagal masuk dalam APBD murni tahun 2026, ia berjanji akan segera mengupayakan pengajuan anggaran unit baru tersebut.
”Insya Allah coba nanti saya masukkan di APBD Perubahan 2026 karena di APBD murni 2026 tidak ada,” tegasnya.
Kekhawatiran utama Komisi I DPRD adalah risiko keselamatan dan efektivitas pelayanan publik jika armada tua terus dipaksakan beroperasi.
Apalagi, mobil yang mengeluarkan asap tebal tersebut merupakan salah satu dari tiga unit mobil hibah dari Pemerintah Jepang yang sudah puluhan tahun digunakan.
Adyansa menekankan pentingnya kendaraan operasional yang prima, terutama bagi unit tanggap darurat.
”Jangan sampai saat bertugas menangani bencana kebakaran, mobil tiba-tiba mogok atau trouble bermasalah di tengah jalan. Ini bisa berakibat fatal dalam.uoaya penyelamatan,” tutup Adyansa.(*/mt)














Discussion about this post