TARAKAN, Fokusborneo.com – Geliat investasi di Kota Tarakan kian tak terbendung. Arus modal yang masif masuk ke Tarakan menjadi cermin keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) dalam menciptakan iklim yang menarik bagi para investor.
Gelombang investasi ini secara langsung memompa perputaran ekonomi lokal, membawa dampak positif berupa peningkatan pundi-pundi rupiah di daerah.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tarakan, Sugeng, mengonfirmasi capaian fantastis ini.
Berdasarkan data resmi yang dihimpun DPMPTSP, total realisasi investasi sepanjang triwulan I hingga triwulan III tahun 2025 telah mencapai Rp1,82 triliun. Angka ini tidak hanya memenuhi, namun bahkan melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp900 miliar.
Sugeng mengungkapkan akumulasi investasi, yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), telah menyentuh angka Rp1.826.517.673.464, ditambah realisasi mata uang asing sebesar US$112.137.
”Capaian realisasi investasi kita telah melampaui target yang hanya Rp900 miliar. Secara kumulatif, angkanya mencapai Rp1,82 triliun lebih. Walaupun ada fluktuasi pada setiap triwulan, tren akumulatifnya menunjukkan sinyal yang sangat positif,” kata Sugeng, Senin (15/12/25).
Realisasi total ini dikumpulkan dari 381 perusahaan yang kini beroperasi di Kota Tarakan. Rincian per triwulan menunjukkan lonjakan signifikan di awal tahun yaitu Triwulan I Rp1,06 triliun, Triwulan II Rp247,9 miliar dan Triwulan III Rp512,2 miliar.
Keberhasilan melampaui target ini disebut tak lepas dari upaya Pemkot meningkatkan layanan, terutama kemudahan pengurusan izin melalui Mall Pelayanan Publik. Peningkatan kualitas layanan ini diharapkan mampu memicu minat lebih banyak investor untuk berinvestasi di Tarakan.
Sugeng menambahkan DPMPTSP terus menyederhanakan mekanisme perizinan.
”Kami bertekad terus mempermudah sistem perizinan, namun ini dilakukan tanpa mengorbankan standar regulasi dan yang paling utama, kemaslahatan masyarakat. Kami memastikan sistem bekerja transparan dan mudah diakses. Target utama kami adalah menciptakan iklim investasi yang makin ramah dan berdaya saing, sambil tetap berpegang pada aturan yang berlaku,” terangnya.
Selain capaian modal, investasi yang masuk juga memberikan dampak nyata pada penyerapan tenaga kerja. Sugeng menegaskan seluruh investasi PMA dan PMDN telah berhasil menyerap 480 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan 6 Tenaga Kerja Asing (TKA).
Lonjakan penyerapan tenaga kerja lokal paling kentara terjadi pada Triwulan III, di mana 274 pekerja lokal terserap, meningkat tajam dari Triwulan II (184 orang) dan Triwulan I (22 orang).
”Investasi apa pun yang masuk harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Angka penyerapan 480 tenaga kerja ini merupakan bukti nyata bahwa aktivitas investasi telah menciptakan peluang kerja di Tarakan,” ujar Sugeng.
Ia juga menjamin komitmen Pemkot untuk memastikan pekerja lokal mendapat prioritas. “Pemerintah telah memastikan investor memprioritaskan rekrutmen pekerja lokal, terutama untuk posisi yang tidak memerlukan keahlian spesifik. Ada perjanjian jelas di mana perusahaan wajib merekrut tenaga kerja dari daerah setempat,” tutupnya.
Untuk posisi yang membutuhkan keahlian khusus, ia meminta agar perusahaan memberikan bimbingan dan pelatihan bagi TKI, sebagai langkah strategis agar ke depan semakin banyak tenaga kerja lokal yang kompeten dan terserap.(*/mt)























Discussion about this post