TARAKAN – Canting dan kuas dicelupkan kedalam wadah yang berisi cairan lilin malam yang dipanaskan, kemudian dicoretkan di atas kain secara perlahan dan membentuk pola – pola yang rumit kemudian menjadi motif yang indah.
Itulah yang dinamakan salah satu proses membatik. Tangan – tangan terampil itu membuat kita kagum saat mengunjungi dan melihat langsung proses pembuatan kain motif batik karya anak bangsa yang sudah menjadi warisan dunia ini.
Bau khas lilin malam yang mendidih langsung tercium saat kita memasuki halaman rumah batik kelompok usaha bersama disabilitas Tarakan (kubedistik) di jalan Pulau Nias RT 03 Nomor 05 Kelurahan Kampung 1 Skip, Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
Tangan – tangan terampil itu ternyata remaja-remaja penyandang disabilitas di Kota Tarakan yang tergabung dalam Kubedistik mitra binaan PT Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field. Kubedistik menjadi rumah bagi difabel untuk mengembangkan bakat, menjadi mandiri dan berwirausaha.
Ditangan Sonny Lolong, pengerajin batik sekaligus pembina kubedistik, penyandang disabilitas kini bisa berkarya dan menghasilkan. “Meski dengan keterbatasan mereka (difabel) sebenarnya mereka punya potensi dan akhirnya saya membina mereka meski awalnya agak kesulitan untuk komunikasinya, dan justru ini menjadi tantangan dan saya juga belajar bahasa mereka, akhirnya sekarang sudah terbiasanya,†jelasnya, Kamis (6/11/2020).
Lebih lanjut, meski pada awalnya disabilitas ini sedikit kesulitan belajar saat ini mereka sudah mahir membatik dari awal sampai akhir bahkan bisa mengoreksi sendiri hasil pekerjaan. Dari awalnya hanya 5 orang difabel pada tahun 2019 saat ini sudah menjadi 22 orang.
“Disini mereka bukan bekerja karena kalau bekerja kan memakai jam dan gaji, kita juga sudah berikan pehamanan kepada orang tuanya dan mendukung. Mereka disini belajar namun setiap ada penjulan produk itu dipotong untuk dijadikan khas kelompok,†katanya.
Kedepan, jika uang khas cukup banyak akan dibelikan bahan, dari sini lah mereka akan belajar solid dan mandiri. Karena tujuan akhir dari kubesdistik adalah menumbuh kembangkan kewirausahaan anak – anak disabilitas.
Lina salah satu disabilitas yang ikut dalam kelompok kubedistik mengaku meski ada sedikit kesulitan membatik tetap semangat karena ini masih proses belajar.
“Agak kesulitan saat melorot (melepaskan lapisan lilin pada kain), karena kan fisik ya,†tuturnya.
Dari 22 penyandang disabilitas 80 persen adalah penyandang tuna rungu, sisanya tuna grahita, tuna daksa dan 2 orang sempurna.

Relation and Formalities Staf PT Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field, Kikie M Rijkie, menjelaskn program kubesdistik diinisiasi pada tahun 2019 dan masih berjalan sampai sekarang tahun 2020. Perkembanganya cukup luar biasa dan dapat membantu pemerintah dalam penyelesaikan masalah pengangguran.
“10 persen difabel yang ada di kota Tarakan terserap di kubedistik, mereka sudah bisa mulai mencari mata pencaharian sendiri salah satunya dengan cara membatik,†tuturnya.
Dari data Dinas Sosial, total difabel di Tarakan sebanyak 260 orang, dan 22 diantaranya telah bergabung di kubedistik. Kelompok difabel adalah kaum marginal yang banyak orang lupakan namun sebenarnya mereka punya semangat juang yang sama tidak kalah dengan orang yang normal.
Maka melalui rumah batik kubedistik ini dapat menjadi wadah difabel untuk berkeasi, bertukar ide – ide gagasan, menyalurkan hobi dan minat bakat masing-masing. Kubedistik saat ini juga telah menghasilkan karya motif batik khas Tarakan 3 diantaranya dalam proses hak cipta di direktorat kekayaan intelektual.
“Dari sisi pendapatan Alhamdulillah pendapatannya agak cukup besar karena kami juga dapat orderan dari Pemkot Tarakan 300 pcs atau lembar batik telah di order. Kami coba hitung – hitung kami coba rekap kurang lebih Rp 143 juta pendapatan anggota kelompok pertahun,†ungkapnya.
Lumayan saat ini kelompok kubedistik sudah memiliki penghasilan sendiri, tanpa menjadi beban orang lain. Pemasaran batik sendiri dilakukan secara online melalui media sosial, galeri – galeri CSR produk UMKM atau mitra binaan Tarakan Field dan kerjasama dengan di Dinas Perdagangan Kota Tarakan.
Harapanya, kubedistik kedepan tahun 2023 dapat berdiri sendiri dan mandiri dari segi produksi hingga pemasaran. “Bukan besar karena empati tapi kubedistik besar karena memang produknya berkualitas, dan ini memang kita lakukan di kubedistik,†pungkasnya. (wic/iik)
Discussion about this post