TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Tarakan, menyelenggarakan rangkaian kegiatan capacity building untuk budidaya bawang merah kepada Kelompok Tani dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kota Tarakan sejak tanggal 5 November 2020. Kegiatan ini, dilaksanakan melalui video conference.
Pelatihan yang menghadirkan pakar ahli budi daya bawang merah, Mudatsir, juga dihadiri Kasubag Perekonomian III Kota Tarakan, dan Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan Ir. H. Elang Buana. M.Si. Adapun materi yang disampaikan, meliputi pelatihan budidaya bawang merah, pasca panen, dan penyimpanan bawang merah serta perdagangan dan distribusi bawang merah.
Dalam sambutannya Elang Buana menyampaikan, bahwa produksi bawang merah di Kota Tarakan dibanding dengan kebutuhannya masih cukup jauh. Hal ini berdampak pada tingginya harga komoditas tersebut di bulan-bulan tertentu, terutama pada hari–hari besar keagamaan. Untuk itu, Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tarakan sangat mengapresiasi diselenggarakannya pelatihan budidaya bawang merah yang ditujukan pada para petani Tarakan.
“Sebab Banyak petani di Kota Tarakan menggantungkan mata pencahariannya sebagai petani horti. Harapan kami dengan diselenggarakannya pelatihan bawang merah ini semoga dapat meningkatkan kapasitas para petani di Kota Tarakan, sehingga ke depan Tarakan dapat menjadi sentra bawang merah di Kaltara†ujar Elang.
Deputi Kepala KPwBI Provinsi Kaltara Bambang Irwanto mengatakan, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia memiliki tugas untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Salah satu upayanya adalah dengan pengendalian inflasi baik di pusat maupun di daerah. “Di Provinsi Kaltara beberapa komoditas strategis persisten mengalami inflasi termasuk didalamnya komoditas bawang merah,†ujar Bambang.
Bambang menjelaskan, bahwa sejak tahun 2016 hingga semester I 2020 (48 bulan), komoditas bawang merah mengalami 27 kali inflasi, dengan andil yang cukup signifikan pada 0.14 persen. Pada Oktober 2020, komoditas bawang merah juga mengalami inflasi secara month-to-month sebesar 2.4 persen.
“Ketergantungan terhadap pasokan bawang merah dari daerah lain, merupakan salah satu kerentanan yang dimiliki Provinsi Kaltara, sehingga apabila terjadi gangguan pasokan komoditas tersebut dapat memicu inflasi,” terang Bambang.
Untuk menekan inflasi, KPwBI Provinsi Kaltara bersinergi dengan pemerintah daerah berusaha menumbuhkan produktivitas komoditas bawang di Provinsi Kaltara untuk mengurangi ketergantungan pasokan tersebut. Salah satunya ditempuh, pemberdayaan petani dengan melaksanakan pelatihan budidaya bawang merah.
“KPw BI Kaltara bekerjasama dengan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan, menyelenggarakan program penyuluhan yang dirangkai dengan program demplot bawang merah. Program demplot ini, para petani dapat langsung melihat dan membuktikan keberhasilan metode yang diajarkan oleh narasumber, sehingga dapat langsung memraktekannya di lapangan,†jelas Bambang.
Lebih lanjut Bambang menambahkan, dengan metode ini, diharapkan para petani akan bersemangat mengikuti arahan narasumber dan menjalankannya sesuai ilmu dan teknologi yang diajarkan dari tahap awal pengolahan lahan hingga nanti pasca panen, sehingga hasilnya dapat berlipat ganda dan ditiru oleh para petani lainnya.
“Dalam pengembangan komoditas bawang merah, BI akan terus bersinergi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Tarakan, khususnya Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan sehingga pelaksanaan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik, berkesinambungan, dan mencapai sasaran yang diinginkan bersama,” tutup Bambang.(**/mt).
Discussion about this post