TARAKAN – Ratusan Personel Ditpolairud Polda Kaltara bersenjata lengkap melaksanakan simulasi latihan pengamanan pesta demokrasi 2024 khususnya di wilayah perairan.
Dalam simulasi ini, personel juga dilengkapi dengan alutsista lengkap diantaranya Helikopter Dit Poludara Baharkam Polri NBO-105-P-1107, Kapal Operasi SBU – 2001, Kapal Operasi SBU – 2002, Kapal Operasi SBU – 2003, Kapal Operasi SBU – 2004, Kapal Operasi SBU – 2006, Tactical 2006 serta RIB 1001.
Dalam latihan ini disimulasikan adanya masyarakat pulau Sadau demo karena tidak terima dengan kemenangan Paslon Presiden yang menggunakan money politik. Di tengah-tengah demo salah satu kapal terbakar dan dengan sigap personel Polairud memadamkan api menggunakan apar.
Selanjutnya, Personel datang mengevakuasi menggunakan kapal dan helikopter. Terus di TPS Pulau sadau terjadi keributan oleh massa yang tidak dikenal yang ingin memilih tapi tidak ada surat suara. Karena situasi sudah tidak kondusif, ketua PPS meminta bantuan personel Polairud untuk mengamankan lokasi.
Setelah pemilihan selesai, kotak suara diantar menggunakan kapal menuju Kantor kecamatan, namun di tengah perjalan muncul orang tak dikenal berjumlah 5 orang menggunakan speedboat dan membawa senjata api.
Kapal pengangkut surat suara berhasil dibajak dan kotak suara diambil.
Pembajak kapal surat suara menggunakan senjata api sehingga personel melapor kejadian tersebut ke Polairud Polda Kaltara.
Tak berselang lama, personil dari Polairud beserta Brimob dengan sigap mengepung kapal tersebut. Pembajak berhasil dilumpuhkan namun kotak suara telah hilang dibawah Speedboat yang sebelumnya menghadang kapal tersebut.
Dengan bantuan helikopter milik Polairud Polda Kaltara, speedboat pembajak terpantau di sekitar wilayah pulau Tibi. Gabungan personel pun bergerak ke titik koordinat untuk merebut kembali kotak suara.
Akan tetapi disaat speedboat Polairud dan pembajak saling kejar-kejaran, kotak suara dilempar ke laut. Namun tak terduga, helikopter membawa personil Polairud yang telah terlatih dalam menyelam langsung terjun ke laut menyelamatkan kotak suara. Dengan kesigapan seluruh personel, akhirnya kotak suara bisa terselamatkan dan pemilu berjalan dengan lancar.
“Mungkin simulasi ini kita lakukan untuk kemungkinan yang terburuk, yakni kejahatan dengan intensitas tinggi karena membawa senjata api juga yang mengepung kapal. Jadi perlu latihan,†ucap Kapolda Kaltara, Irjen Pol Daniel Adityajaya.
Kapolda mengatakan meski sejauh ini belum ada permintaan pengamanan dari pihak KPU Provinsi Kaltara pihaknya akan terus melakukan persiapan. Ia menegaskan latihan dan simulasi personel untuk tidak menunggu permintaan pengamanan.
“Kita siap dari awal, kita akan latihan terus lebih lengkap lagi, mulai dari pengendalian massa termasuk ancaman teror juga. Jumlah personelnya banyak, saya tidak tahu pasti, ya hampir semua satker,†paparnya.
Adapun satuan kerja yang nantinya terlibat yakni dari jajaran Polres, Polsek, TNI dan Satpol PP. Pihaknya juga melibatkan fungsi penengakan hukum yang akan langsung berada pada lingkup pilkada nantinya.
Kapolda menegaskan, wilayah pedalaman khususnya yang memiliki akses sungai akan menjadi titik fokus pengamanan. Dengan simulasi ini jika nantinya ada ancaman personel sudah siap. (wic/Iik)
Discussion about this post