TANJUNG SELOR – Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Utara (Kaltara) melaksanakan gelar perkara perkembangan kasus tewasnya Brigadir SH, Senin (25/9/2023) di Mako Polda Kaltara mulai pukul 11.00 Wita – 17.00 Wita.
Gelar perkara tewasnya ajudan Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya ini dihadiri oleh peserta gelar dan disupervisi oleh Biro Paminal Divpropam Mabes Polri.
“Terkait dari isi-isi materi perkembangan penangan kasus saudara almarhum Brigadir SH jadi tadi kami sudah mengumpulkan hasil – hasil pemeriksaan BAP kita periksa sekitar 14 saksi kemudian penilaian rekaman cctv,” ujar Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya melalui Kabid Humas Kombes Pol Budi Rachmat.
Selain itu, Kepolisian juga telah melakukan rekonstruksi tempat kejadian perkara (TKP) pada Minggu (24/9) mulai pukul 09.00 Wita – 14.00 Wita.
“Jadi saat ini masih dalam proses penyelidikan dan nanti akan dinaikan statusnya menjadi proses penyidikan untuk barang bukti ada beberapa hal yang masih dalam proses yang nanti akan kita kumpulkan dan dikirimkan ke Puslabfor di Jakarta atau di Surabaya,” katanya.
Baca Juga : Ajudan Kapolda Kaltara Meninggal di Kamar, Diduga Lalai Saat Membersihkan SenpiÂ
Kabid Humas membeberkan, kronologis kejadian peristiwa kasus ini terjadi pada hari Jumat (22/9) siang, di rekaman CCTV korban keluar masuk dalam kamar Walpri masuk lewat penjagaan depan.
“Korban termonitor di Rekaman CCTV, Rekaman CCTV depan terkait aktifitas korban mulai dari pagi hari sampai si korban meninggal dunia. Rekaman samping memperlihatkan proyektil peluru saat meletus, rekaman CCTV berada pada pukul 12.39.38 detik itu rekaman CCTV, dan durasi rekaman CCTV berbeda dengan jam real selisihnya sekitar 20 menit. Kemudian di dalam kamar korban hanya seorang diri tanpa ada orang lain, jadi akses masuk dari depan kalau menurut rekaman CCTV,” bebernya.
Rekaman CCTV akan dikirimkan ke ahli forensik, nanti Tim ahli forensik yang akan menyampaikan hasilnya, dan nanti itu (CCTV) yang menjadi petunjuk memperkuat dalam proses penyelidikan.
Baca Juga : Lantamal XIII Gagalkan Penyeludupan 15,3 Kilogram Narkoba dari MalaysiaÂ
Lebih lanjut, Budi Rachmat mengatakan terkait hasil otopsi sudah ada release dari Kabid Humas Polda Jateng dan sudah dilakukan otopsi di rumah sakit Bhayangkara Semarang dipimpin Kombes Pol Dr. dr. Sumy Hastry, SpKF, DFM dan tim menyatakan terdapat luka akibat senjata api berupa luka tembak masuk pada dada sisi kiri yang menembus jantung, paru hingga punggung (luka tembak keluar), episentris, jarak tembak sangat dekat.
“Didapatkan tanda perdarahan hebat dan perdarahan pada kantung jantung (tamponade jantung). Sebab luka tembak pada dada sisi kiri yang menembus jantung dan paru mengakibatkan perdarahan hebat.
“Yang pertama kali menemukan rekan kerja sesama Walpri inisial K itu yang pertama kali menemukan. Saksi K menemukan pada saat setelah ledakan, jadi saksi K ini memfoto makanan yang dia masak untuk dikirim ke si korban tetapi tidak jadi dikirim ke si korban. Saksi K datang sendiri ke kamarnya untuk diajak makan pas di cek korban dalam kondisi berdarah, si K langsung menghubungi Dokkes kemudian ke penjagaan piket. Dari Dokkes melakukan upaya penyelamatan terhadap korban dilihat dari fisik dekat jantung di nadi tangan tidak ada detak, tidak ada reaksi sehingga disimpulkan korban sudah meninggal dunia. Kemudian tim Dirkrimsus dan Bid Propam piket melakukan olah TKP,” ungkapnya.
Korban ini cukup profesional dia dari tim Gegana Brimob, sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan dan tim ahli akan menyampaikan lebih lanjut. (**)
Discussion about this post