TARAKAN – Ratusan masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bersatu Rakyat Pesisir gelar aksi demontrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Tarakan, Senin (23/10/2023).
Masa yang sebelumnya bergerak dari Stadion Datu Adil langsung melakukan orasi dan bakar ban di depan kantor DPRD Tarakan. Sempat bersitegang dan asking dorong dengan petugas akhirnya masa ditemui Wakil Ketua DPRD Tarakan Yulius Dinandus.
Yulius menyampaikan pihaknya siap menerima aspirasi dari mahasiswa dan masyarakat yang mengajak masa untuk masuk ke ruang kantor DPRD atau halaman.
Namun ajakan tersebut ditolak masa dan mereka meminta Gubernur Kaltara, Walikota Tarakan, DPRD Provinsi Kaltara dan DPRD Tarakan hadir menemui masyarakat.
“Kami lelah RDP, hanya janji yang kami dapatkan tidak ada solusi yang konkrit yang kami rasakan di Pantai Amal,” ujar Fadhil Qubus, Korlap aksi demo dari perwakilan mahasiswa.
Masa meminta kepada Pemerintah untuk mencari solusi terkait anjloknya harga rumput laut di Kota Tarakan yang menyebabkan petani terus merugi.
Selanjutnya sekitar pukul 10.00 Wita masa memblokade jalan Jenderal Sudirman serta membakar ban bekas sebagi bentuk protes kepada DPRD Tarakan.
Selanjutnya, Epis salah satu perwakilan nelayan dan korlap aksi mengatakan bahwa saat ini harga rumput laut diangka Rp 8,5 ribu perkilo kering bahkan pernah tembus angka Rp 6 ribu.
“Kita berharap Rp 15 ribu ke atas, sekarang hampir setiap hari rugi,” ungkapnya.
Petani rumput laut berharap pemerintah turun tangan mencarikan solusi, dan sebelumnya juga pernah ada rapat dengar pendapat namun tidak ada perubahan.
“Ini adalah keresahan kami, makanya kami ajak mahasiswa yang mengerti hukum, kalau kami taunya kan pagi turun ke laut mana kami kenal juga orang dewan, selain itu mahasiswa ini sebagain anak petani rumput laut,” ujarnya.
Dengan harga tersebut petani rumput laut di Tarakan mengaku sangat rugi, hasil rumput laut saat ini tidak cukup untuk menutupi biaya operasional, biaya BBM, bibit rumput lau dan lainya.
Di sisi lain, Ia juga menduga ada permainan oleh pedagang, dimana buyer atau pembeli tidak bisa masuk ke Pantai Amal untuk membeli langsung dari petani.
“Tahun ini turun terus, turun 2.000-3.000 pas naik cuma 200-300 ngak imbang. Kalau perlu dihapuskan aja pedagang ini (tengkulak),” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Tarakan, Yulius Dinandus menyampaikan terkait dengan anjloknya harga rumput ini adalah wewenang dan regulasinya ada di Provinsi.
Karena ini masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi, DPRD Tarakan tetap menerima dan mengajak pendemo masuk ke ruangan atau di halaman.
Terkait dengan menghadirkan Gubernur, Walikota dan DPRD Provinsi bukan wewenang DPRD Tarakan, meski begitu DPRD Tarakan tetap menerima aspirasi dan mendampingi ke Provinsi melalui jalur yang benar.
“Silahkan sampaikan disini, kita dampingi ke Provinsi mengenai harga rumput laut yang anjlok,” ucapnya.
DPRD berharap mahasiswa benar – benar melihat indikator masalahnya laku diselesaikan bersama-sama. “Siapa sih yang mau melihat masyarakatnya mengalami masalah, saya kira semua disini teman teman, siapa pun yang hadir disini berpikiran siapapun yang hadir disini ingin sejahtera dan menginginkan harga rumput laut mahal,” pungkasnya. (**)
Discussion about this post