Menu

Mode Gelap

Advetorial · 13 Agu 2022

Ditemukan Dugaan Kasus Stunting di Desa Apung Bulungan, DPRD Minta Pemda Hadir


					Hj Ainun Farida Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Utara sedang memberi pemahaman akan pentingnya asupan gizi bagi balita kepada warga pinggiran desa Apung kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan Perbesar

Hj Ainun Farida Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Utara sedang memberi pemahaman akan pentingnya asupan gizi bagi balita kepada warga pinggiran desa Apung kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan

TANJUNG SELOR – Secara tak sengaja telah ditemukan nya kasus stunting yang terjadi dipinggiran desa Apung , kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, oleh anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Hj Ainun Faruda, melaksanakan kunjungan kerja kedesa tersebut, Sabtu, 13/8/2022.

“Memang diakui dimana ternpat bermukimnya warga yang banyak terdapat kasus Stunting ini agak terisolir sekali, ” tambah Hj Ainun Farida saat diwawancarai media ini melalui telpon selularnya.

Menurutnya, adapun jumlah anak yang mengalami Stunting ini tidak tanggung-tanggung ada sekitar lebih kurang 30 an orang. ” kita belum tau mungkin saja masih ada lagi anak-anak lainya yang belum terdeteksi dikampung tersebut, ” imbuhnya.

Diketahui lanjutnya, yang mengidap Stunting tersebut ada yang berumur 3 tahun, sementara perkembangan fhisiknya seperti balita umur setahunan, sedangkan yang berumur 17 tahun seperti anak berusia 6 hingga 8 tahun.

“Usia mereka beragam, mulai dari usia 3, 4 5 tahunan hingga berusia 17 tahunan, ” ungkap hj Ainun.

Untuk Stunting dimaksud bila saja ada vonis dari dokter, bisa saja dikarenakan kesalahan kekurangan nutrisi atau kurangnya asupan gizi, kemungkinan pula ada penyakit kronis seperti infeksi tuberclusis, infeksi saluran kencing dan penyakit lain yang berkepanjangan, sehingga pertumbuhan anak teganggu seperti tinngi badan yang tidak bertambah disertai dengan kian kurusnya tubuh sipenderita.

“Kasus stunting ini juga diakui memang sudah jadi isu santer di Indonesia, tidak hanya terjadi di Bulungan Kalimantan Utara, ” tutur Hj Ainun Farida lagi.

Semua ini bisa terjadi, juga bisa dikarenakan ketidaktahuan orang tua. Khuusnya menyangkut kebutuhan gizi bayi pada 1000 hari pertama kelahiran nya, termasuk tidak pernahnya sang bayi di imunisasi secara lengkap.

Terkait kasus Stunting ini, Hj Ainun Farida mendesak pemerintah harus segera hadir untuk mengatasinya, karena kehidupan masyarakat tersebut harus berkelanjutan, ” Masa mereka harus hidup dalam kondisi yang demikian, ” kata Hj AInun Farida dengan nada prihatin.

Artinya anak-anak yang berstatus Stunting ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Mengingat anak-anak ini sangat susah memahami, perkembangan tumbuh kembang badan mereka juga terganggu. (JK/ADV)

Artikel ini telah dibaca 187 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Dapot Sinaga Tekankan Pentingnya Transparansi Pengelolaan Limbah PT PRI

15 September 2025 - 12:41

Sambut Perjalanan Dua Dekade PT Pertamina EP, Grup PT Pertamina Hulu Indonesia Gelar Rangkaian Aksi Sosial di Wilayah Kalimantan

15 September 2025 - 12:12

Rakor PDPB, Bawaslu Kaltara Dorong Partisipasi Publik dalam Pengawasan

15 September 2025 - 11:46

Anggota DPRD Soroti Limbah PT. Phoenix Resources, Minta Pengawasan Ketat dari DLH

15 September 2025 - 10:41

DWP Bulungan Diminta Aktif Dukung Pembangunan Hijau dan Berkelanjutan

15 September 2025 - 07:17

Teknologi 5G, Menyongsong Era Baru Komunikasi dan Industri

15 September 2025 - 06:55

Trending di Daerah