BULUNGAN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menunjukan komitmennya untuk mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim.
Komitmen ini juga diperkuat dengan disahkannya Peraturan Daerah Tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang selaras dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan peraturan terkait.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltara, Ir. Yosua Batara Payangan menjelaskan, melalui Rencana Umum Energi Daerah (RUED) ESDM Kaltara memiliki target yang berfokus pada peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Lebih lanjut, Ia menjelaskan pihaknya memiliki target bauran energi primer sampai tahun 2034 mendatang. Dan bauran energi primer ini sudah masuk dalam rencana umum energi daerah.
Bauran energi primer adalah kombinasi berbagai sumber energi mentah (primer) yang digunakan suatu negara atau wilayah, seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, nuklir, serta energi terbarukan (matahari, angin, air), sebelum diubah menjadi energi sekunder (seperti listrik) untuk digunakan di berbagai sektor (industri, transportasi, rumah tangga dan lainnya.
“Jadi kita punya target bauran energi primer Kalimantan Utara dimana Target ini sampai 2034. Jadi Target-target kita ini di tahun 2030 Itu energi baru terbarukan sudah kita targetkan mencapai 47,72 persen. Sementara penggunaan energi minyak bumi ditargetkan mengalami penurunan menjadi 22,10 persen untuk 2030,” jelasnya, Selasa (16/12/2025).
Dinas ESDM Kaltara optimis target bauran energi primer bisa tercapai, Ir. Yosua mengatakan saya ini pihaknya sudah menggunakan permodelan LEAP (Long-range Energy Alternatives Planning System).
Leap sendiri adalah perangkat lunak pemodelan energi yang kuat untuk menganalisis kebijakan energi, merencanakan sistem energi jangka panjang, dan menilai mitigasi perubahan iklim dengan memproyeksikan permintaan serta pasokan energi, termasuk emisi gas rumah kaca, serta mendukung transisi ke energi bersih.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan angka 47,72 persen di tahun 2030 akan terus naik hingga 55,67 persen di tahun 2034 dan penggunaan energi minyak semakin berkurang seiring dengan beroperasinya PLTA Sungai Mentarang.
“Kita berharap PLTA Sungai Mentarang ini bisa maksimal, sehingga penggunaan energi listrik akan semakin berjalan dengan baik kedepan, seperti mobil listrik, alat rumah tangga listrik semakin banyak digunakan,” ungkapnya.
Tidak hanya penggunaan minyak dari fosil yang tergantikan dari energi baru terbarukan namun penggunaan batu bata juga diprediksi turun menjadi 20,97 persen dibandingkan saat ini masih diangka 24,40 persen. (**)























Discussion about this post