Bulungan – Bupati Bulungan, Syarwani, S.Pd, M.Si membuka rapat koordinasi (rakor) Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak dirangkai sosialisasi pendampingan hak pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) serta talkshow Aku Anak Istimewa : Merakit Kehidupan untuk Kesetaraan di Ruang Tenguyun Lantai II Kantor Bupati pada Selasa (19/9).
Bupati menegaskan, pemenuhan hak pendidikan ABK harus dilakukan semua pihak, meliputi pemerintah daerah, sekolah, guru, orangtua serta lingkungan masyarakat sekitar.
Bupati menjelaskan, tahun ini di Kabupaten Bulungan mulai diterapkan pendidikan inklusi di di jenjang Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama untuk mengakomodasi dan mendampingi pengembangan diri anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajarannya, dengan berbagai pendekatan yang dihadirkan.
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik berkebutuhan khusus dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Melalui sistem ini, diharapkan berdampak positif kepada anak berkebutuhan khusus agar lebih termotivasi serta mendapat kesempatan yang lebih baik untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, kemudian bagi anak lainnya akan belajar menghargai dan menyayangi temannya yang berkebutuhan khusus.
“Untuk mewujudkan hal ini, tentunya tidak hanya dari perangkat daerah, sekolah maupun guru saja, tapi juga dibutuhkan dukungan dari orangtua, lingkungan masyarakat serta semua unsur terkait lainnya,†ucap Bupati dalam kegiatan hasil kolaborasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Yayasan Faqih Hasan Center.
Baca Juga : 75 Pejabat Administrator dan Pengawas Ikuti Penilaian Kompetensi
Dilanjutkan, bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus kita harapkan dapat terbuka dengan kondisi anaknya. Begitu pula orangtua anak lainnya maupun lingkungan masyarakat harus dapat menerima keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus ini di tengah-tengah kita.
“Satu hal yang perlu saya tekankan adalah pada dasarnya anak-anak berkebutuhan khusus sama saja seperti anak-anak pada umumnya. tidak perlu dimanjakan terlalu berlebihan serta harus ditanamkan kemandirian pada anak sedari dini sehingga anak bisa bertahan di lingkungannya,†ujar Bupati.
Diterangkan, keterampilan dasar seperti makan, mandi, berangkat sekolah dan lainnya jika terus diajarkan kepada anak tentunya bukan tidak mungkin bila anak berkebutuhan khusus dapat hidup selayaknya anak lainnya.
Bupati mengingatkan, pentingnya pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yaitu antara lain untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki anak tersebut, untuk seterusnya dapat dikembangkan yang akan berguna bagi kehidupannya karena banyak anak berkebutuhan khusus yang memiliki bakat yang tidak dimiliki oleh anak normal pada umumnya.(*)