TANJUNG SELOR – Setelah bertahun-tahun dalam kondisi nyaris runtuh, SDN 012 Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah akhirnya akan direvitalisasi.
Kepastian ini datang dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang memberikan lampu hijau atas usulan rehabilitasi total gedung sekolah tersebut.

Namun, mulai dari kepastian jadwal pelaksanaan hingga besaran anggaran yang akan digelontorkan masih belum bisa dipastikan. Sementara itu, kondisi fisik bangunan semakin hari kian mengkhawatirkan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulungan, Suparmin Setto, mengatakan proses revitalisasi akan dilaksanakan dengan sistem swakelola penuh.
Dalam skema ini, pihak sekolah diberi mandat untuk membentuk panitia pembangunan secara langsung, tanpa melibatkan pihak ketiga atau kontraktor.
“Model pelaksanaannya swakelola. Panitia akan dibentuk di tingkat sekolah sesuai pedoman yang berlaku. Koordinasi teknis dengan Kemendikdasmen juga masih kami lanjutkan,” ungkap Suparmin saat diwawancarai, Selasa (22/7/2025).
Universitas Borneo Tarakan (UBT) ditunjuk sebagai mitra pendamping selama proses berlangsung. Keterlibatan perguruan tinggi ini diharapkan dapat menjamin kualitas teknis pelaksanaan agar tidak menyimpang dari standar perencanaan yang ditetapkan pusat.
Sayangnya, hingga kini belum ada kejelasan soal nilai anggaran yang akan dikucurkan. “Angka resminya masih menunggu keputusan dari pusat. Tapi kami sudah sampaikan bahwa kondisi bangunannya masuk kategori darurat,” ujar Suparmin.
Kerusakan yang dialami bangunan SDN 012 tergolong berat. Tiga ruang kelas, satu ruang administrasi, dan satu toilet sekolah telah menunjukkan kerusakan struktural serius pada pondasi, kolom, serta permukaan lantai.
“Sebagian bangunan bahkan sudah dalam posisi miring, membahayakan keselamatan warga sekolah,” ungkapnya.
Revitalisasi akan dilakukan di atas lahan yang sama dengan pendekatan efisiensi ruang. Bangunan baru dirancang dengan model linear memanjang agar sesuai dengan luas lahan terbatas serta mempermudah perawatan ke depan.
Saat ini, tim teknis dari UBT masih menyempurnakan desain rekayasa rinci atau Detail Engineering Design (DED). Tahapan review dokumen teknis tengah berlangsung dan ditargetkan selesai dalam waktu dekat.
“Minggu depan dijadwalkan review untuk seluruh Kaltara, termasuk SDN 012,” jelas Suparmin.
Meskipun prosesnya terus berjalan, sebagian kalangan mempertanyakan lambannya reaksi birokrasi terhadap kerusakan sekolah yang sudah bertahun-tahun dibiarkan.
Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa program ini hanya akan menjadi proyek jangka pendek yang tidak menyelesaikan akar persoalan infrastruktur pendidikan di daerah tertinggal.
“Pagu indikatif sebenarnya sudah diperoleh usai desk bersama Kemendikdasmen. Tinggal tunggu validasi teknis dan pelaksanaan,” tandasnya. (**/rn)