Menu

Mode Gelap

Daerah

Tana Tidung Ciptakan Dua Rekor MURI Libatkan 11 Desa


					Rekor Muri Pembuatan Lilin Madu Aromaterapi Terbanyak Perbesar

Rekor Muri Pembuatan Lilin Madu Aromaterapi Terbanyak

TANA TIDUNG, – Kabupaten Tana Tidung kembali mencatatkan rekor dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam rangkaian HUT Tana Tidung ke-17 dan Irau ke-7. Setelah replika Ajung Berambang Padau Talu Dulung, rekor kedua dari Punsubon Sawat terbesar peserta dari Lembaga Adat Dayak (LAD) Belusu sebanyak 650 orang dukungan dari 11 desa dan Lilin Aroma Terapi terbanyak yang diikuti peserta masyarakat dari 11 desa.

Pemberian Rekor MURI ini, untuk Punsubon Sawat diberikan kepada LAD Bulusu, sementara untuk Lilin Aroma terapi Terbanyak kepada Pemkab Tana Tidung. Penyerahan sertifikat dilakukan Customer Relation Manager MURI, Bryan Razu Ramdhan di lapangan RTH. H. Joeseof Abdullah, Tideng Pale, Rabu (21/8/2024).

width"300"

Diketahui, pada penciptaan rekor dunia MURI Pencubon Sawat Terbesar dengan ukuran 4×4 meter, sementara usulan dari panitia Irau 1×1 meter. Begitu juga dengan rekor dunia MURI Lilin Aroma Terapi dengan jumlah 5.579, sedangkan usulan hanya 5.000 buah.

Baca Juga : Penyambutan Ajung Berambang, Perkuat Komitment Bangun Tana Tidung

Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali menuturkan pihaknya juga mengajukan acara rudot yang diikuti 275 orang dukungan dari 11 desa dan nasi wasur 275 nampan. Nasi wasur adalah nasi yang diolah mirip tumpeng berbahan beras ketan, dimasak dengan santan kemudian diberikan warna kuning dan kelapa parut diberi gula merah dengan telur dipuncaknya.

Sedangkan Punsubon Sawat merupakan tempat awal atau pokok menyimpan bibit padi yang tinggi sebelum ditabur atau ditanam di lahan yang telah disediakan. Di pokok Punsubon Sawat ditanami tanaman obat-batan tradisional, seperti serai, kunyit, jahe, kencur untuk menangkal roh jahat pengganggu kelangsungan tanaman, sehingga bisa tumbuh baik dan subur.

Namun, dari yang sudah diajukan, hanya tiga yang diterima MURI, sementara sisanya tidak memenuhi kreteria dan klasifikasi rekor MURI.

“Penyebabnya karena di daerah lain lebih besar jumlahnya, misalnya acara rudot di daerah lainnya juga ada dengan jumlah lebih besar. Tapi, kami akan menginvetarisasi budaya lokal yang belum dipromosikan masuk rekor MURI,” tuturnya.

Baca Juga : Pesta Rakyat Meriah, Ajung Berambang Masuk Rekor MURI

Ia memastikan dalam dua tahun yang akan datang, pada Irau di ke-8 Tahun 2026 nanti pihaknya akan menyuguhkan lebih besar lagi, di tempat berbeda dan baru di kawasan Pusat Pemerintahan.

Tujuan untuk memasukkan adat Suku Tidung dalam Rekor MURI ini, selain memperkenalkan dan mempromosikan kemudian mempatenkan.

“Kemudian diliput media nasional kan tujuannya mempromosikan. Dan Alhamdulillah semua mata terbuka dan tertuju untuk melihat Irau Kabupaten Tana Tidung yang luar biasa,” pungkasnya.(**)

Artikel ini telah dibaca 110 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

CIMB Niaga Kembali Raih Penghargaan Top 50 Perusahaan Terbuka ASEAN Terbaik

26 Juli 2025 - 22:12

Silaturahmi Budaya JMSI di Mandailing Natal, Teguh Santosa Apresiasi Kearifan Lokal

26 Juli 2025 - 20:54

Remaja di Sebatik Diduga Bakar Rumah Orang Tua, Kesal Ponsel Disita

26 Juli 2025 - 19:48

Dukung Asta Cita, Dewan Komisaris Pertamina Tinjau Program TJSL Kilang Pertamina Unit Balikpapan

26 Juli 2025 - 17:29

Poltekba Tawarkan Solusi Murah Produksi Pakan Ikan Lewat Energi Terbarukan

26 Juli 2025 - 13:05

Ramah Tamah Bersama Pegiat Fornas Kaltara, Gubernur Targetkan Masuk 10 Besar

26 Juli 2025 - 10:35

Trending di Daerah