TARAKAN, – Tingginya kebutuhan transportasi udara, ditambah lagi Kota Tarakan yang merupakan pulau mendorong Pj. Wali Kota Tarakan, Bustan mengupayakan penambahan maskapai untuk bisa melayani penerbangan dari dan ke Tarakan.
Hal ini juga lah yang menginisiasi rapat tindak lanjut antara Maskapai Pelita Air dan Pemkot Tarakan melalui zoom meeting, Selasa (15/5/2024).
Dalam rapat dihadiri Asisten Ekonomi dan Pembangunan Tarakan, Kepala UPBU Bandara Juwata Tarakan, Kepala Diskominfo SP Tarakan, Kepala Dishub Tarakan, Kepala DPMPTSP, Pimpinan Pertamina Hulu Indonesia Regional 3 Zona 10 Tarakan, dan perwakilan dari Maskapai PT. Pelita Air melalui daring.
“Kita bicara fakta, kondisi sebelum dan setelah lebaran, khusus warga Tarakan dan Kaltara bisa mudik, tapi baliknya susah. Saya ada panggilan Presiden dan Menkopolhukam berangkat bisa, tapi pulang tidak bisa dapat tiket,” ujarnya, ditemui usai memimpin rapat dengan pihak Maskapai Pelita Air.
Selain itu ada beberapa keluhan dari masyarakat sulit mendapatkan tiket pesawat, meski dengan harga tinggi. Akhirnya malah berdampak pada harga perekonomian di Tarakan dan Kaltara.
Secara indikator makro, dengan sulitnya transportasi udara ini maka penyumbang inflasi antara Maret ke April ada di kelompok transportasi udara. Bahkan, pada tahun ini mengalami tren peningkatan dari Bulan Maret ke Bulan April.
“Disamping fakta, fenomena dan yang disampaikan masyarakat itu kita lihat juga kondisi ekonomi kita berdasarkan data,” tuturnya.
Ia pun melakukan upaya untuk menjembatani permasalahan kebutuhan transportasi udara di Tarakan. Sebelum ini Gubernur Kaltara, kata dia juga sudah berupaya untuk meningkatkan jumlah penerbangan di Bandara Juwata Tarakan.
Rapat ini menjadi langkah dalam upaya mengatasi masalah transportasi udara, demi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kaltara. Selain itu, keberadaan Pelita Air yang merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina, dapat membantu menstabilkan harga tiket penerbangan ke Kaltara.
“Saya minta jawaban pasti dan tidaknya ke Pelita Air sesegera mungkin. Pesawatnya juga baru, Airbus dengan kapasitas 180 penumpang, kurang lebih Garuda dan Batik Air. Mungkin kurang lebih satu bulan sudah ada kabar,” ungkapnya.
Sebelum melayani penerbangan Tarakan, Pelita Air masih harus melakukan feasibility study dan diskusi di internal Pelita Air. Namun, ia pastikan respon yang disampaikan sejak awal sangat positif, sehingga memungkinkan untuk disetujui.
“Adanya sinyal positif dari Pelita Air ini diharapkan membawa kabar baik, sehingga rute penerbangan ke Kaltara bisa terealisasi,” tandasnya.
Pihak Bandara Juwata Tarakan, dalam komunikasi yang dilakukan beberapa kali sudah menyampaikan akan memberikan kemudahan. Termasuk menghubungkan Pelita Air dengan Kementrian Perhubungan Udara terkait perizinan pembukaan jalur penerbangan Pelita Air
Hal lainnya yang menjadi pertimbangan, Kaltara yang memiliki beberapa proyek nasional dan jumlah penduduk yang terus tumbuh.
“Kami sudah berikan karpet merah, dari Bandara Juwata juga akan memberikan fasilitas khusus kepada Pelita Air yang merupakan BUMN. Jadi ada sedikit kemudahan, mudahan kurang dari sebulan ada kabar baik dari Pelita,” katanya.
Bustan menambahkan, harapannya meski hanya satu kali penerbangan bisa dipenuhi Pelita Air. Minimal pada slot jadwal sore hari, misalnya Jakarta ke Balikpapan kemudian Tarakan dan sebaliknya.
“Harapan saya pengalihan saja, mudahan bisa mengisi slot sore untuk jangka pendeknya. Kita mimpi besar juga bisa bertambah jadi Tarakan – Balikpapan – Makassar atau derek. Kalau sekarang sudah ada Lion Air Group, Citylink kemudian yang penerbangan perintis, kan dengan adanya Pelita Air ini bisa berdampak ekonomi positif,” tuturnya.(ADV)