TARAKAN – Tepat pada peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November, Pemerintah Kota Tarakan menggelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-79. Kegiatan ini berlangsung di halaman parkir rumah jabatan wali kota dengan Pj. Wali Kota Tarakan, Dr. Bustan, S.E., M.Si., bertindak sebagai inspektur upacara, Minggu (10/11/2024).
Dalam amanat Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, yang dibacakan oleh Pj. Wali Kota, menekankan semangat kepahlawanan harus terus hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Proses perjuangan membangun bangsa dinilai senantiasa berubah sesuai zaman, dengan tantangan, peluang, dan kekuatannya masing-masing. Namun, semangat dan nilai kepahlawanan harus tetap relevan dan mampu menjawab permasalahan serta kebutuhan di setiap masa.
“Semangat kepahlawanan tidak hanya mengenang jasa para pahlawan, namun juga menjadi landasan dalam membangun masyarakat yang makmur, menciptakan kesejahteraan sosial yang inklusif, dan melindungi setiap warga negara tanpa memandang latar belakang,” ujar Pj. Wali Kota.
Ditekankan pula bahwa peringatan Hari Pahlawan setiap tahun bukan sekadar seremonial rutin. Momen ini diharapkan bisa menjadi penyemangat baru bagi seluruh rakyat Indonesia untuk terus berinovasi dan menerapkan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan tantangan masa kini.
“Tema peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 adalah Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu. Tema ini mengandung makna yang dalam. Teladani pahlawanmu, berarti semua olah pikiran dan perbuatan diilahami oleh semangat pahlawan. Adapun cintai negeri mu mengandung makna bahwa apapun bentuk pengabdian kita harus memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa Indonesia,” ujar Bustan, ditemui usai memimpin upacara.
Lebih lanjut Bustan mengungkapkan di masa ini,situasi global sukar diprediksi, mencintai negeri juga dapat diperkuat jalinan kesetiakawanan sosial, memperkuat persatuan solidaritas, menumbuhkan kembali nilai sosial dan persaudaraan bersama anak bangsa.
“Proses perjuangan pembangunan bangsa senantiasa berbeda bentuk dari tahun ke tahun. Hal ini terkait dengan perubahan dan kebutuhan strategis bangsa Indonesia yang setiap masa akan berbeda tantangan, peluang dan keterbatasannya,” katanya.
Menurut Bustan, jika dulu implementasi kepahlawanan adalah dengan menjebol dan meruntuhkan struktur kolonialisme penjajah, maka saat ini implementasinya adalah melunturkan kultur dan struktur kemiskinan yang menjadi akar masalah sosial di Indonesia.
“Semangat kepahlawanan harus menjalar semangat membangun dan menciptakan kemakmuran. Wujudkaan kesejahteraan sosial yang inklusif untuk rakyat dimanapun berada,” tegasnya. (*/hmstrk)
Redaksi Redaksi