TARAKAN – Ribuan masyarakat Tarakan hadiri hari pertama pembukaan pusat wisata kuliner Kota Tarakan Baya Ngakan Mayo (Bangayo), dijalan Gajah Mada tepatnya didepan Kawasan Konservasi Manggrove dan Bekantan (KKMB) Kota Tarakan, Sabtu (12/10/2019).
Walikota Tarakan Khairul mengatakan, pusat wisata kuliner Bangayo merupakan bagian dari upaya Pemkot Tarakan untuk mengembangkan Umkm, termasuk kuliner terutama pedagangan kaki lima walaupun beberapa diantaranya ada outlet cukup besar.
“Harapanya ini akan menjadi alternatif bagi masyarakat Tarakan dan sekitarnya untuk berkunjung,’’ kata Khairul usai membuka Pusat Wisata Kuliner Bangayo.
Pusat wisata kuliner buka dari pukul 17.00 – 00.00 Wite, dengan jumlah umkm dan kuliner yang diakomodir sebanyak 22 pelaku usaha di Tarakan setelah sebelumnya melalui seleksi ranking tertinggi kuliner yang paling banyak diminati masyarakat.
“Harapanya ini menjadi alternatif karena bukanya cukup lama sampai jam 12 malam,’’ ujarnya.
Dengan Tagline Smart City, untuk mempermudah transaksi diwisata kuliner menggunakan transaksi non tunai, sehingga tidak ada lagi uang kembalian dan mengurangi tindak kejahatan bidang keuangan serta membatu pemerintah mencetak uang, karena uang dicetak menggunakan uang.
“Banyak keuntungan dari transaksi non tunai termasuk pemerintah daerah, semua transaksi dapat terpantau, ini adalah pusat wisata kuliner non tunai pertama di Kaltara.’’ jelasnya.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kaltara Hendik Sudaryanto menjelaskan, konsep awal wisata kuliner adalah untuk menggandeng umkm, mengembangkan pariwisata, dan mencari suatu tempat dimana orang Tarakan maupun wisatawan bisa berkumpul.
“Maka dalam rangka mendukung pariwisata perlu dikembangkan satu Kawasan kuliner yang nantinya menjadi tempat masyarakat Tarakan dan wisatawan,’’ jelasnya.
Secara prinsip sistem non tunai untuk memudahkan masyarakat supaya mereka nanti bisa inklusif, pembayaran akan lebih efektif menggunakan non tunai, dengan asumsi jaringan bagus tidak ada hal yang menyulitkan non tunai.
“Penggunaan non tunai sangat efisien mengurangi tidak kejahatan, bagi kami juga mengurangi biaya cetak uang, serta mengedukasi masyarakat bawah bahwa tidak harus semua tunai,” terangnya.
Kedepan penggunaan non tunai tidak dipungkiri lebih besar porporsinya dari tunai seiring dengan perkembangkan jaman dan tehnologi.
“Digitalisasi ekonomi notabene tehnologi lebih digunakan, khususnya untuk lebih memudahkan kehidupan masyarakat utamanya untuk ekonomi,” pungkasnya. (aii/iik)