TARAKAN – Purna Paskibra Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) gelar berbagai kegiatan dalam rangka memperingati ulang tahun Purna Paskibra Indonesia (PPI) ke-30 Tahun. Sederhana perayaan digelar di Wahana Wisata Persemaian Tarakan, sekaligus sebagai ajang temu kangen Purna Paskibra se Kaltara, Minggu (22/12/2019).
Ketua PPI Provinsi Kaltara Muhammad Matnoor menjelaskan, PPI Kaltara terbentuk sejak tahun 2016 namun untuk PPI Indonesia sudah terbentuk 1989 jadi usianya 30 tahun tepatnya 21 Desember.
“Ini adalah kegiatan perdana PPI Kaltara, perayaan ulang tahun PPI mengambil tema “Bersatu Untuk Indonesia Maju†sesuai dengan sambutan ketua PPI pusat mengajak untuk kita Bersatu,†ujarnya.
Anggota PPI Kaltara sekitar 240 orang, dimulai sejak tahun 2014 atau 40 orang pertahun, karena setiap yang menjadi Paskibra otomatis masuk menjadi anggota.
“Taunya orang Paskibra selesai, tapi ini adalah wadah kita bagaimana PPI bisa berinteraksi dengan masyarakat luas, bisa berkegiatan sosial di masyarakat, dan harapanya ada perhatian dari pemerintah,†ucapnya.
Peminat menjadi anggota Paskibra memang masih cukup banyak di Kabupaten dan Kota, PPI berharap ada perhatian kepada Purna Paskibra khususnya berkarir di Pemerintahan daerah.
“Alhamdulillah jebolan Paskibra ada yang lolos Akmil, Akpol, IPDN, Perbankan, namun untuk pemerintahan daerah masih belum,†harapnya.
Perayaan HUT PPI selain pemotongan tumpeng, temu kangen Purna Paskibra dan Outbound juga disi materi Kepemimpinan Milenial oleh Muhammad Yunus Abbas Dosen Universitas Borneo Tarakan Negeri sekaligus Alumni Lemhanas Republik Indonesia.
“Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi sebuah kelompok yang teorganisir untuk mencapai tujuan, kapasitas untuk menterjemahkan visi dalam realita, dan Seni, yang dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati, kepemimpinan bersifat dinamis dan situasional,†tutur Yunus Abbas.
Generasi Milenial terbagi menjadi Generasi Y, Generasi X dan Generasi Baby Boomer. Sementara 4 peran kepemimpinan yakni menjadi anutan, mejadi perintis jalan, menjadi penyelaras, dan menjadi pemberdaya.
“Peran generasi milenial yakni menjadi Agent of Change (Agen Perubahan), Inovator, dan Promotor,†terangnya.
Pemimpin Milenial perlu memahami dan memakai pola komunikasi generasi Milenial yang dipimpinnya. Misalnya pemimpin generasi Milenial tidak segan menggunakan Media Sosial.
“Kepemimpinan Milenial perlu mendorong inovasi, kreativitas, dan jiwa entrepreneurship generasi baru, misalnya membangun pusat-pusat kreativitas,†tutupnya. (aii)
Discussion about this post