TARAKAN – Gugus tugas percepatan dan penanganan Covid-19 lakukan screening penumpang pesawat yang datang ke Kota Tarakan.
Screening dilakukan untuk melindungi warga Tarakan terpapar dengan virus covid, di dalam wilayah Tarakan sudah diambil random sampling, untuk mengurangi penyebaran virus.
Sementara untuk memfilter virus dari luar Tarakan, maka yang masuk ke Tarakan membawa persyaratan hasil rapid test dan PCR.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Witoyo mengatakan, kebanyakan yang dipakai masyarakat adalah rapid test, karena standar dari pusat boleh rapid test boleh PCR.
“Karena rapid keakuratannya belum sampai 100 persen atau masih dibawah 50 persen perlu dilakukan karantina, kita tidak tahu didalamnya ada virus atau tidak, Karantina dilakukan untuk membuktikan yang bersangkutan tidak membawa virus,” ungkap dr. Witoyo di lokasi screening.
Kadis kesehatan mengatakan, beberapa daerah diluar Tarakan kasusnya masih tinggi maka perlu dibentengi betul-betul virus yang masuk ke Tarakan.
“Dengan seperti ini semua harus terkendali melalaui karantina di hotel, atau perusahaan, nanti ada petugas keliling dan monitor, ada yang sakit atau tidak,” bebernya.
Berdasarkan hasil screening rata-rata penumpang yang datang belum mengetahui kondisi atau persyaratan datang ke Tarakan.
“Yang pakai rapid test karantina, swab PCR langsung bebas, transit (keluar Tarakan) langsung, hanya rapid kita Karantina, kalau swab sudah dijamin,” tandasnya. (wic/Iik)
Discussion about this post