TARAKAN – Usai melaksanakan sembahyang dan rangkaian peribadatan hati raya Nyepi di Pura Agung Giri Jagat Nata, umat Hindu di Kota Tarakan melaksanakan catur brata penyepian tahun baru saka 1943. Minggu (14/3/2021).
Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Utara, I Wayan Suaba mengatakan, setelah persembahyangan umat Hindu melaksanakan kegiatan catur brata.
“Catur brata yaitu, amati geni umat Hindu tidak menyalakan api, amati karya tidak melakukan aktifitas pekerjaan, amati lelungan tidak melakukan perjalanan, dan amati lelaungan tidak melakukan aktifitas hiburan,” terangnya.

Setelah melaksanakan catur brata, umat Hindu pada Senin 15 Maret 2021 melaksanakan yang namanya ngembak geni artinya menghidupkan api dan menyambut terangnya dunia.



“Karena kita di rantau bukan di Bali, amati geni perasaan kita saja, ada juga sebagai mematikan api, sebagian mungkin mematikan lampu beberapa di kamar,” ucapnya.
Catur brata penyepian merupakan salah satu inti peribadatan Nyepi yang dinamakan pembersihan benua alit atau diri sendiri.

Saat ini umat Hindu yang ada di Kota Tarakan sebanyak 150 jiwa atau sekitar 30-40 kepala keluarga dan bertambah setiap tahunya.
“Bertambah terus, ada juga yang pulang kemudian pindah,” ujarnya.
Mengingat masih dalam kondisi pandemi pawai ogoh-ogoh tidak di laksanakan, bukan hanya di Tarakan pawai ogoh-ogoh juga tidak dilaksanakan di Bali. (wic/Iik)