TANA TIDUNG – Wakil Bupati Tana Tidung Hendrik SH.M.H mengungkapkan bahwa istilah kembali ke kampung untuk membuka kebun bukanlah sebuah program yang digalakan pemerintah Tana Tidung , karena berkebun merupakan budaya masyarakat Tana Tidung yang sudah diwariskan turun temurun.
Namun dengan adanya berbagai program pemerintah pusat seperti Rastra atau Beras Masyarakat Sejahtera, membuat sebagian warga enggan kembali ke kebun.
“Berkebun adalah budaya kita untuk selalu kembali ke kebun, tapi mungkin diantara kita ada yang sudah melupakan karena terlalu terbuai dengan rastra, namun dengan ditiadakan rastra ini baru beberapa masyarakat kita mau kembali ke kebun,†ungkap Wakil Bupati Tana Tidung usai memanen ubi jalar di Desa Sedulun.
Meskipun ada sebagian warga yang mulai bergantung dengan rastra, warga asli tetap memegang budaya berkebun sehingga saat program rastra ditiadakan masyarakat sudah memiliki perkebunan yang dapat menunjang ketersediaan bahan pangan maupun menambah pemasukan ekonomi.
“Ini (berkebun) bukan program kita, tapi budaya kita yang memang harus kembali ke kebun. Inilah yang kita tingkatkan kembali,†katanya.
Tambahnya, dengan kegiatan-kegiatan panen seperti ini dirinya dapat langsung berinteraksi dengan warga dan mendengar setiap keluhan dan masukan warga.
“Terimakasih kepada ketua kelompok tani yang ada di Desa Sedulun yang telah membuka kebun dimasa pandemi Covid-19 dan ini sangat baik, sehingga hari ini kami turun untuk memberikan motivasi kepada warga agar membuka kebun secara berkesinambungan,†tuturnya.
Selain memanen ubi jalar dilahan seluas 2 hektar, Wakil Bupati juga memberikian bantuan alat kerja berupa parang dan sekop, serta bantuan hewan ternak yakni dua pasang Babi untuk dikembangbiakkan.
Sementara itu salah satu petani di Desa Sedulun menyampaikan dukunganya terhadap setiap program pemerintah Tana Tidung.
“Sebagai petani kami mendukung program Bupati dan Wakil Bupati Ibrahim Ali – Hendrik. Tahun 2023 rencana nya Kabupaten Tana Tidung akan swasembada Beras kami akan ikut menjalankan program tersebut. Kami akan bergotong royong mengolah tanah kebun yang kami miliki,†ungkapnya.
Selain ubi, petani juga menanam sayur-sayuran dan jagung namun karena usia tanamnya jangka pendek sehingga sudah dipanen beberapa waktu lalu. (her/Iik)