“Mis-C bisa dicegah dengan protokol kesehatan dan vaksin agar tidak terpapar Covid-19,” dr. Helvy Yuliana Saragih, M.Sc, SP.A
TARAKAN – Selain promosi pelayanan Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi tentang kesehatan kepada masyarakat.
Sosialisasi dan edukasi kesehatan melibatkan tenaga medis atau dokter RSUD Tarakan yang memang sudah ahli dan berpengalaman dibidangnya.
Salah satunya seperti yang disampaikan dokter spesialis anak RSUD Tarakan, dr. Helvy Yuliana Saragih, M.Sc, SP.A tentang penyakit Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (Mis-C).
Mis-C adalah penyakit baru, dan baru pertama kali di laporkan pada 25 April 2020 di Inggris Raya United Kingdom, jadi penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Covid-19 yang terjadi saat ini ataupun lampau.
Mis-C menyerang pada anak-anak setelah sebelumnya terpapar Covid-19 dan sudah dinyatakan sembuh.
“Jadi untuk anak anak yang sudah pernah Covid-19 kemudian sudah sembuh tetapi 2 sampai 4 Minggu setelah itu muncul gejala lagi seperti ruam ruam, muncul nyeri perut anak tampak lemah, nah ini yang dinamakan gejala Mis-C,” jelas dr. Helvy Yuliana Saragih, M.Sc, SP.A.
Kenapa bisa menderita Mis-C padahal sudah sembuh dari Covid-19, ternyata respon tubuh pada anak berlebihan terhadap reaksi inflamasi tersebut. Jadi respon kekebalan tubuh terhadap infeksi itu yang menyebabkan anak jatuh dalam kondisi yang parah.
“Penyakit Mis-C baru ditemukan kemudian data – data yang didapatkan juga masih sedikit, jadi tim dokter ini masih mengumpulkan data terutama di Indonesia kalau di luar negeri mungkin sudah ratusan yang terkena kalau di Indonesia masih bisa dihitung pakai jari,” katanya.
Untuk di Tarakan sendiri RSUD Tarakan sudah pernah mendiagnosis satu orang anak menderita Mis-C, karena cepat ke rumah sakit dan cepat mendapatkan penanganan dari dokter akhirnya pulang dalam kondisi sembuh.
“Penyakit ini masih bisa disembuhkan untuk tingkat kesembuhannya cukup tinggi jadi sekitar 80% sembuh dengan baik pada anak penderita Mis-C ini, tapi kalau di biarkan bisa berakibat fatal,” ujarnya.
Fatalnya itu karena penyakit ini menyerang banyak organ respon kekebalan tubuh, menyerang otak, menyerang ginjal , menyerang paru, menyerang jantung dan sistem pencernaan.
Anak bisa jatuh dalam kondisi shock karena tekanan darah yang menurun dan kerusakan organ, pada akhirnya itu yang menyebabkan bisa sampai dengan meninggal dunia.
Dokter spesialis anak RSUD Tarakan mengatakan, untuk pencegahan Mis-C karena ini respon tubuh yang berlebihan sampai saat ini belum ditemukan mengapa ada anak yang habis terinfeksi Covid-19 tidak terkena Mis-C, ada juga anak terkena Mis -C.
“Ada yang mengatakan karena adanya keterlibatan satu gen tertentu tapi itu masih dalam penelitian dan teori – teori,” sambungnya.
dr Helvy tegaskan, Mis-C ini bukan menyakit menular karena yang menyebabkan kondisi anak tersebut adalah kekebalan tubuhnya sendiri jadi tidak bisa menularkan.
“Siapa yang terkena Mis-C ini adalah a aja usia remaja umur 8 tahun keatas, meski untuk terkena Mis-C sangat kecil sekitar 0,14 persen saja, namun perlu dilakukan pencegahan sejak dini,” imbaunya.
Lebih lanjut, upaya agar tidak terjadi Mis-C harus menghindari jangan sampai terkena infeksi Covid-19 caranya adalah dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, kemudian mengajari anak untuk berperilaku hidup sehat, mencuci tangan dengan baik kemudian mandi setelah berada dikerumunan orang atau tempat umum.
Kemudian jangan lupa orangtuanya sendiri harus vaksin untuk memberikan kekebalan tubuh supaya dia tidak terinfeksi Covid-19 dan tidak menularkan Covid-19 ke anak-anak, sehingga anaknya tidak berpotensi timbul Mis-C sebagai reaksi Covid-19 sebelumnya. (adv/wic/Iik)
Discussion about this post