Menu

Mode Gelap

Daerah

Sungai Malinau Kembali Normal, Gubernur Akan Tebar Benih Ikan


					Foto: Ist Perbesar

Foto: Ist

TARAKAN – Air sungai yang sempat tercemar di Malinau kini sudah mulai jernih setelah ditangani pihak PT Kayan Putra Utama Coal (KPUC). Hal itu sejalan dengan permintaan Pemkab Malinau terhadap perusahaan, melalui Keputusan Bupati Malinau nomor 660.5/K.86/2021 yang dikeluarkan pada Februari lalu.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Utara (Kaltara), Obed Daniel menjelaskan rona awal sungai sudah mulai tumbuh kembali. Hal itu berbeda dengan hari pertama pencemaran sungai setelah jebolnya tanggul penampungan limbah.

“Permintaan pencabutan izin perusahaan tidak serta-merta mudah dilakukan. Karena kewenangan itu ada di pemerintah pusat. Jika tadi tidak adanya sanksi administratif terhadap perusahaan oleh pemerintah daerah, maka penanganannya diambil alih pemerintah pusat. Tapi inikan dengan waktu yang singkat, sudah ada sanksi administratif yang dikeluarkan pemerintah daerah. Enam poin yang ditekankan, sudah dijalankan dengan baik oleh pihak perusahaan,” bebernya, Minggu (11/4)

width"250"

Setelah dikeluarkannya sanksi administratif itu, pihaknya memberikan apresiasi terhadap perusahaan lantaran sudah melakukan berbagai hal dengan cepat untuk melakukan pemulihan.

width"400"
width"450"
width"400"

“Mengenai adanya ikan yang mati setelah jebolnya tanggul dikarenakan volume lumpur yang tinggi, sehingga insang ikan dipenuhi lumpur dan sulit untuk bernafas,” sebutnya.

Hal ini, kata dia, perlu diluruskan sebab kematian ikan bukan dikarenakan limbah B3, yang awalnya diduga dalang dari matinya ikan di sungai Malinau. “Itu tidak benar (limbah B3) karena adanya konsentrat air yang keluar dari tanggul ke sungai,” imbuhnya.

width"300"

Sementara itu, Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang saat dikonfirmasi mengatakan Tim Investigasi yang dibentuk setelah jebolnya tanggul penampungan limbah PT KPUC sudah bekerja. Begitu juga dengan DLH Kaltara yang langsung melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap pencemaran lingkungan.

“Jadi sebenarnya bukan kita membiarkan, sejak awal sudah ada tim yang dibentuk khusus untuk menangani pencemaran dan mencari tahu jebolnya tanggul itu. Pemprov Kaltara terus melakukan pengawasan, yaitu dari DLH Kaltara,” terangnya.

Mengenai air sungai Malinau yang sempat tercemar, menurutnya saat ini sudah kembali normal. Hal itu tak terlepas dari sanksi paksaan yang diberikan Pemkab Malinau, yang dijalankan dengan serius oleh PT KPUC.

“Sekarang kan sudah tidak tercemar lagi, saya kebetulan ada agenda tabur benih ikan di sungai Malinau April ini. Mudah-mudahan dengan bibit ikan yang kita lepaskan di sungai, jadi makin banyak lagi ikannya,” pungkasnya.

Ia juga memberikan apresiasi penanganan cepat atas jebolnya tanggul PT KPUC, hingga saat ini pemulihan masih terus dilakukan perusahaan yang didampingi langsung oleh tim dan DLH Kaltara. (tim)

Artikel ini telah dibaca 96 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Galang Donasi Wajib Berijin! Dinsos Tarakan Sosialisasi Permensos 8 Tahun 2022

25 Juni 2025 - 16:19

Pakuwaja Tarakan Gelar Aksi Donor Darah Sambut HUT ke-25, Perkuat Solidaritas dan Kepedulian

25 Juni 2025 - 15:46

HKTI Akan Gelar Munas, Sinyal Penyatuan Dua Kubu Menguat

25 Juni 2025 - 12:57

BNNP Kaltara Bongkar Peredaran Narkoba di Tiga Wilayah

25 Juni 2025 - 11:51

KONI Bulungan Raih Penghargaan KONI Daerah Berprestasi di SIWO Award 2025

25 Juni 2025 - 07:09

Masyarakat Dihimbau Lakukan Pengecekan Status Keaktifan JKN Kaltara

24 Juni 2025 - 20:21

Trending di Daerah