TARAKAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tarakan terus berbenah dan berubah dari image menjadi lebih baik serta menjadi Lapas yang tidak menyeramkan.
Kalapas Tarakan, Yosef Benyamin Yambise menegaskan Lapas harus berubah tidak hanya pegawai namun juga seluruh warga binaannya.
“Harus bisa, Lapas Tarakan semakin baik, hebat dan setiap saat ada perubahan,” tegasnya dalam apel gabungan, Rabu (17/11/2021).
Kalapas menegaskan bahwa Lapas Tarakan sangat luar biasa tidak lagi menyeramkan dan image ini harus digaungkan ke luar bagaiman kondisi Lapas saat ini.
“Ya, meski masih ada yang ditemukan main HP saya harap harus bisa berubah dan Lapas Tarakan kedepan menjadi lebih baik lagi,” katanya.
Kemudian melalui berbagai program pembinaan Lapas Tarakan terus berupaya merubah image Lapas Tarakan yang menyeramkan.
Kalapas berharap, warga binaan setelah keluar dari Lapas dapat berubah tidak seperti sebelumnya, menjadi manusia baru yang baik
Salah satu Narapidana Lapas Tarakan, Sudiarto Silaban mengungkapkan setelah masuk ke dalam Lapas ternyata tidak menyeramkan seperti yang dibayangkan sebelumnya.
“Tidak seperti yang saya bayangkan dulu di luar, bahwa Lapas itu sangat menyeramkan, artinya menyeramkan tempat berkumpulnya orang-orang penjahat segala macam bentuknya, ternyata setelah saya juga didalam begini apa yang pernah saya pikirkan di luar ternyata tidak seperti itu,” ungkapnya.
Ia mengatakan, di dalam Lapas cukup banyak pembinaan-pembinaan yang dilakukan atau diberikan kepada warga binaan salah satunya pelatihan ketrampilan.
“Ada pelatihan, salah satunya pembuatan roti dan bakso bahan baku ikan yang dilatihkan kepada kami. Inikan tentunya kita sangat syukuri karena kalau misalnya nanti kami keluar dari sini sudah ada dasar untuk home industri, mau kerja bikin sendiri atau kerja di tempat apa gitu,” katanya.
Warga binaan yang sudah menjalani 3 tahun 7 bulan pidana penjara ini mengatakan, narapidana di Lapas betul-betul dididik dan dibina, tidak hanya pelatihan namun banyak kegiatan lainya.
“Di luar mungkin ada kampus, ada sekolah kami disini sama seperti di luar juga, kami diberikan pendidikan banyak pelatihan diberikan ke kami jadi tujuannya apa yang pradigma pemikiran-pemikiran orang diluar itu faktanya tidak seperti itu,” sambungnya.
Stigma negatif di luar ini harus dirubah dengan menunjukan perubahan setelah keluar dari Lapas Tarakan, berubah menjadi lebih baik.
Sudiarto mengaku divonis 9 tahun penjara, tentunya Ia berharap bisa mendapatkan remisi dan hak yang sama dengan narapidana umum lainya. (wic/Iik)
Discussion about this post