TARAKAN – UPT Kawasan Sains dan Teknologi Universitas Borneo Tarakan (UPT KST UBT) yang juga dikenal dengan nama Science Techno Park (STP) Kaltara menggelar Business Matching “Sambal Dayak” CV. Taraban Berkah di Hotel Tarakan Plaza, Selasa (7/12/21). Business Matching ini, sebagai upaya STP Kaltara membantu pelaku usaha UMKM Sambal Dayak bertemu dengan pemerintah daerah, lembaga, investor dan distributor dalam mengembangkan produk supaya Go International.
Dalam Business Matching ini, STP Kaltara mengundang instansi terkait seperti Dinas Pangan, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian, Bank Indonesia, Perusahaan BUMN, Balai POM dan beberapa stakeholder lainnya.
Kepala UPT Kawasan STP Kaltara Heppi Iromo mengatakan kegiatan ini, bertujuan untuk mempertemukan UMKM dengan investor, mitra bisnis lainnya dan stakeholder seperti pemerintah, supaya ada kolaborasi kerjasama demi meningkatkan produk dari UMKM.
“Kebetulan hari ini kita konsen ke salah satu UMKM yaitu Sambal Dayak yang mendapat bantuan dari Badan Riset dan Inovasi (BRIN) dalam pengembangan produknya. Makanya kita sosialisasikan, supaya kedepannya UMKM Sambal Dayak ini bisa memasarkan produknya yang lebih bagus lagi dan ada investor yang berminat mengembangkan usahanya,” kata Heppi.

Dikatakan Heppi, pendampingan yang diberikan kepada UMKM Sambal Dayak dibawah pembinaan Incubator STP Kaltara, dengan memberikan keterampilan pengolahan sambal dari sistem manual ke teknologi. Sehingga sistem pengolahannya bisa meningkat dari sebelumnya kurang 5 Kg per hari menjadi 15 Kg per hari.
“Ini sebenarnya lanjutan pembinaan dari pemkot Tarakan dan Rumah BUMN. Disini kami memberikan soft skill dan pengembangan terakhir kita ikutkan even nasional programnya BRIN, sehingga dapat bantuan pengusaha pemula berbasis teknologi jadi dibina di dalam Incubator Bisnis,” ujar Heppi.
Dijelaskan Heppi, selain UMKM Sambal Dayak, Incubator Bisnis STP Provinsi Kaltara juga memberikan pembinaan kepada Startup yang juga lolos tingkat nasional dan mendapat bantuan pengolahan makanan berbahan baku dari tepung ikan bandeng.

“Adanya ini diharapkan bisa menjadi perhatian pemerintah dan kami (STP Kaltara) juga sungguh-sungguh ingin membantu pemerintah daerah dalam peningkatan ekonomi daerah melalui pengembangan entrepreneur dan UMKM agar bisa Go International,” beber Heppi.
Sementara itu, Sambal Dayak merupakan produk UMKM dari CV. Taraban Berkah. Sambal yang dibuat menggunakan lombok Dayak ini, sudah diproduksi sejak 2017 lalu.
Setiap tahun, omzetnya terus mengalami peningkatan. Bahkan di tahun 2021 ini, omzet penjualan mencapai Rp. 585 juta.

“Target saya di tahun 2022, omzet Sambal Dayak saya bisa mencapai Rp 1,1 miliar,” jelas Owner Sambal Dayak Yuliatin dalam pemaparannya di Business Matching Sambal Dayak.
Dalam penjualannya, Yulianti mengunakan marketplace seperti Bukalapak dan Blibli. Selain itu, ia juga memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan produknya ke pasaran.
“Bisnis plan 2 tahun kedepan saya, ingin memperluas pasar dengan memasuki pasar skala nasional dan export. Serta memaksimalkan penjualan melalui marketplace dan media sosial yang ada,” ungkap Yuliatin.

Produk Sambal Dayak, memiliki berbagi varian rasa diantaranya cumi asin, ebi bakar, ikan pepija, cakalang asap, udang ebi, kepiting tarakan dan baby cumi pete.
“Dengan tag line pedasnya menginspirasi, saya ingin membawa Sambal Dayak Go International dan bisa menginspirasi UMKM lainnya di Tarakan dan Kaltara,” tutup Yuliatin.(Mt)
Discussion about this post