TARAKAN – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam (PC PMII) Tarakan menggelar Bincang Demokrasi dengan tema “Penundaan Pemilu 2024 dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, di salah satu Hotel di Jalan Mulawarman, Selasa (29/3/2022).
Bincang Demokrasi menghadirkan narasumber yaitu Ketua Bawaslu Tarakan Zufauzi Hasly, Ketua KPU Tarakan Nasruddin dan akademisi dari Universitas Borneo Tarakan Yaser Arafat dan diikuti perwakilan mahasiswa Cipayung Plus dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Kota Tarakan.
Ketua PC PMII Tarakan, Moh Nizam mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah upaya menakar rencana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden secara konstitusi dan politik.
“Artinya kita menimbang dua sudut pandang, secara konstitusi dan sudut pandang secara politik,” jelasnya.
Meski ada pandangan berbeda – beda dari masing – masing mahasiswa namun pada intinya seluruh mahasiswa sepakat menolak penundaan pemilu 2024.
“Persatuan mahasiswa masing-masing Cipayung memiliki pandangan berbeda tapi kita sepakat kita menolak penundaan. Kami berpandangan bahwa baiknya itu tidak dilaksanakan mengingat ada potensi konflik muncul di kalangan masyarakat jika ada penundaan pemilu,” ujarnya.
Sementara itu, akademisi Universitas Borneo Tarakan, Yaser Arafat mengatakan wacana atau gagasan Penundaan Pemilu di Indonesia sudah terjadi bekali kali.
“Jika Penundaan Pemilu itu dilaksanakan dan para politisi ngotot melakukan amademen Undang – Undang Dasar demi meloloskan itu yang saya kawatirkan adalah gerakan masyarakat akar rumput menolak, takutnya ada terjadi kericuhan, keamanan negara tidak stabil,” terangnya.
Belajar dari sejarah bangsa, jangan sampai demokrasi ini cidera, perlu ada kebijakan – kebijakan pejabat dan ketum Partai Politik agar bersikap bijak agar menghentikan kegiatan melakukan penundaan. (wic/Iik)
Discussion about this post