TANA TIDUNG – Pemerintah Desa Sebawang (Pemdes) bergotong royong bersama masyarakat membuat tempat tumbuk padi, Jumat (9/9/2022) di halaman Kantor Desa Sebawang.
Kepala desa Sebawang Damianus menjelaskan ini adalah salah satu budaya Suku Bulusu untuk acara persiapan buang pantang atau panen padi.

Penumbuk Padi atau disebut lentungan dalam bahasa Dayak Belusu atau lesung dalam bahasa umumnya kini sudah mulai punah atau ditinggalkan oleh masyarakat.
Maka untuk mempertahankan tradisi budaya tersebut masyarakat desa Sebawang secara gotong royong membuat lentungan atau Penumbuk Padi.
“Untuk membuat penumbuk padi ini diperlukan sekitar 20 orang, dengan panjang 12 meter dan berbahan kayu Tengkawang dibuat sekitar 1 Minggu termasuk pembuatan ukiran khas Dayak Belusu,” ujar Kades Sebawang Damianus.
Lentungan sebenarnya adalah alat kerja tradisional yang digunakan untuk menumbuk pagi dan ketan hingga berbentuk beras atau tepung
Dalam beberapa desa di Kabupaten Tana Tidung khususnya dayak Belusu, apabila seorang warga mempunyai acara panen Padi atau Acara Buang Pantang beberapa hari sebelum acara puncak, didatangi para tetangga untuk ikut membantu.
Kades Sebawang berharap Selain untuk melestarikan budaya, pembuatan tempat penumbuk padi atau disebut dalam bahasa dayak Belusunya lentungan bisa menumbuhkan rasa cinta pada Indonesia dengan mengenalkan budaya tradisional atau kearifan lokal. (her/Iik)