TARAKAN – Idoeliansyah Sabran terpilih sebagai Ketua Forum Komunikasi Warga Tidung (FKWT) Kota Tarakan pada Musyawarah Pagun (Muspa) yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna Kantor Wali Kota Tarakan, Minggu (30/10/22). Idoeliansyah akan memimpin FKWT Kota Tarakan periode 2022-2027.
Ketua FKWT Kota Tarakan terpilih Idoeliansyah mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan terutama Wali Kota dr. Khairul yang telah memberikan support atau dukungannya, sehingga terlaksananya Muspa FKWT. Dari hasil Muspa ini, ada beberapa hal yang kemudian menjadi rekomendasi salah satunya terkait dengan melakukan reorientasi dan revitalisasi terhadap keberadaan FKWT.
“Reorientasi dan revitalisasi ini dilakukan, karena tantangan yang dihadapi oleh masyarakat/organisasi kemasyarakatan khususnya FKWT itu sudah berbeda dari tahun ke tahun. Oleh karena itu dianggap penting, dianggap perlu melakukan revitalisasi kemudian melakukan orientasi sesuai dengan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat FKWT,” kata Idoeliansyah.

Idoeliansyah menjelaskan revitalisasi dan reorientasi ini tetap berbasis pada sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Supaya segala kegiatan FKWT tidak jauh dari sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya.



“Maka itu revitalisasi ini juga penting dilakukan oleh FKWT dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih terhadap seluruh pemerintah daerah, baik itu ditingkat Kota maupun di tingkat Provinsi Kaltara. Karena ini Muspa FKWT di tingkat Kota Tarakan kita berharap bisa memberikan kontribusi yang lebih terhadap pembangunan Kota Tarakan di masa-masa yang akan datang,” pesan Idoeliansyah.

Idoeliansyah menambahkan agenda lain terkait dengan hasil Muspa FKWT, adalah memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat Paguntaka yang akan disampaikan pada Musyawarah Besar FKWT Provinsi Kaltara di Kabupaten Tana Tidung (KTT) tanggal 5-6 November 2022.

Selain itu, Ia juga membeberkan program kerja akan dijalankan selama memimpin FKWT Kota Tarakan. Salah satunya memperbaiki organisasi dengan memiliki data base terkait dengan masyarakat Tidung itu sendiri. Agar jumlah populasi masyarakat Tidung di Kota Tarakan bisa diketahui dan bisa memetakan persoalan yang dihadapi.
“Kenapa program pendataan masyarakat Tidung ini menjadi sangat penting? karena kita juga pingin memetakan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat Tidung. Sehingga program kerja yang disusun oleh FKWT, lebih tepat pada sasaran terhadap persoalan masyarakat Tidung itu sendiri,” ungkap pria juga tercatat sebagai Anggota DPRD Kota Tarakan.
Bukan hanya itu, pemetaan terhadap jumlah dan persoalan masyarakat Tidung bisa membantu Pemkot untuk melakukan program-program kerja yang dirasakan masyarakat Tidung. Serta masyarakat Tidung pemetaan bisa berkontribusi yang tepat terhadap pembangunan Kota Tarakan.
“Program yang lain yang pingin kita lakukan adalah bagaimana aset-aset budaya yang kita miliki, kemudian menjadi ekonomi produktif yang memberikan berkontribusi terhadap peningkatan PAD. Contoh yang pingin kita angkat itu adalah budaya, kemudian menjadi ekonomi produktif itu adalah budaya-budaya yang sudah diakomodir oleh pemerintah misalnya kegiatan Irau,” tandas Idoeliansyah.

Idoeliansyah berharap aset-aset budaya yang sudah diakomodir pemerintah, FKWT bisa ambil peran dalam pengelolaannya dan menjadikan ekonomi produktif melalui pemberdayaan masyarakat Tidung.
Begitu juga disisi pendidikan, FKWT juga ingin menghadirkan generasi-generasi warga Tidung yang memiliki SDM yang berkualitas serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Kota ini. Baik dari sisi akademis, kemampuan keterampilan dan seterusnya.
Dari sisi sosial, Idoeliansyah berharap FKWT memiliki program yang rutin setiap 1 bulan, 3 bulan, bahkan tahunan yang bersifat insidentil seperti peringatan hari besar Islam, hari besar nasional. FKWT juga ingin menghadirkan kegiatan yang sifatnya merangkul warga Tidung di Kota Tarakan.
“Kita berharap program ini lah yang kebetulan mempererat, kemudian melakukan konsolidasi kebersamaan masyarakat Tidung di kota Tarakan,” tutup Idoeliansyah.(Mt)