TANA TIDUNG – Puluhan warga masyarakat dan perwakilan 6 Koperasi dari 6 Desa di wilayah Kecamatan Sesayap Hilir menggelar aksi damai di depan kantor sejumlah perusahaan di Tana Tidung, Senin (5/2/24).
Massa menyampaikan beberapa tuntutan ke pihak perusahaan dalam hal ini PT TH Felda dan Trurich yang disampaikan oleh ketua – ketua Koperasi yang tergabung dalam Plasma.
Kemudian pada Pukul 09.45 wita massa aksi berkumpul di pelabuhan Sesayap Hilir., selanjutnya dilaksanakan briefing oleh PS. Kasat Intelkam Polres Tana Tidung terkait imbauan Kamtibmas.
Selanjutnya, massa bergeser ke kantor PT. TUM/PT. KTA menggunakan perahu. Kedatangan masa di lokasi disambut oleh manajemen PT. KTA, Arnold, Kapolsek Sesayap Hilir, Kasat Sabhara dan Camat Sesayap Hilir dilanjutkan orasi.
Massa menyampaikan beberapa tuntutan kepada perusahaan yang harus segera ditindak lanjuti oleh pihak perusahaan yaitu;
1. Biaya Pembangunan Plasma Di Putihkan. Alasannya selama ini pihak Perusahaan mengatakan bahwa Koperasi memiliki hutang, akan tetapi masyarakat sama sekali tidak pernah merasakan manfaat dari Plasma ini selama 10 tahun terakhir, gimana mungkin hutang itu tiba-tiba ada. Dan tuntutan berikutnya adalah biaya umum-GC tidak sesuai perjanjian.
“Maka berdasarkan itu, akhirnya melakukan pemblokiran Jalan dan menghentikan kegiatan apapun dalam perusahaan baik, di AKSS, ZAMRUD, dan UKM, sampai tuntutan tersebut di penuhi, apabila terdapat kegiatan-kegiatan di pihak perusahaan sebelum tuntutan dipenuhi, maka akan ada aksi yang lebih besar dari hari ini,” ungkap ketua Koordinator aksi Damai.
Setelah orasi para ketua Koperasi dan Kades yang terdampak Plasma melaksanakan mediasi di ruang rapat dengan perwakilan manajemen PT TUM/PT. TUM yang diwakili Arnold didampingi oleh Camat Sesayap Hilir Irwansyah dan Kapolsek Sesayap Hilir.
Camat Sesayap Hilir Irwansyah mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah penyampaian aspirasi Koperasi maka dari itu menggunakan pengeras suara agar yang di luar ruangan dapat juga mendengarkan.
Dalam kesempatan ini masa juga menolak penutupan salah satu pabrik di wilayah Tana Tidung.
Ada 2 desa menolak penutupan pabrik yaitu desa Sepala Dalung dan Desa Sesayap Induk.
“Selaku Kades saya menegaskan bahwa di wilayah kami tidak ada penghentian operasional perusahaan yaitu di PT TUM, pada rapat yang lalu saya tidak tahu yang jelas di wilayah kami sudah sesuai namun saya ingatkan perusahaan juga apabila tidak sesuai juga maka hal yang sama juga akan kami lakukan,” tegas kades iyan
Usai melaksanakan dialog, pada pukul 13.30 wita massa menuju perbatasan antara PT AKSS dan PT TUM guna menutup akses mobilisasi hasil panen sawit yang dibawa ke pabrik.
Lalu, massa aksi kembali ke pelabuhan PT. TUM untuk persiapan geser ke PT UKM, setelah penyampaian dan meminta Manajemen untuk menutup semua aktivitas mobilisasi di PT. UKM.
Usai penyampaian tuntutan, massa aksi telah selesai melaksanakan penutupan aktivitas mobilisasi dan menahan kunci satu unit loader yang dimana kuncinya diamankan oleh anggota Koperasi.
Terakhir massa telah selesai melaksanakan aksi dan pulang ke kediaman masing-masing dengan lancar dan tertib. (her/Iik)
