Menu

Mode Gelap

Daerah

Simulasi! Pesawat Bintang Air Jatuh di Perairan Tarakan, Unsur SAR Berhasil Evakuasi Korban


					Simulasi! Pesawat Bintang Air Jatuh di Perairan Tarakan, Unsur SAR Berhasil Evakuasi Korban 

Perbesar

Simulasi! Pesawat Bintang Air Jatuh di Perairan Tarakan, Unsur SAR Berhasil Evakuasi Korban

TARAKAN – Kantor Pencarian dan Pertolongan Tarakan (Basarnas) Tarakan melaksanakan kegiatan rapat koordinasi penyusunan kontingensi dan simulasi latihan gabungan kecelakaan pesawat.

Dalam kegiatan tersebut disimulasikan ada Pesawat Udara Bintang Air mengalami lost contact dan jatuh di perairan Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, Selasa (20/2/2024).

Kepala Kantor Basarnas Tarakan, Syahril menjelaskan, informasi kecelakaan pesawat tersebut diterima Kansar Tarakan pada pukul 09.00 Wita melalui Com Center dari Air Traffic Control (ATC) Bandara Juwata Internasional Tarakan, bahwa terjadi lost contact di sekitar perairan Tarakan.

width"250"

Adapun posisi lost contact pesawat berada di titik koordinat 3″25″3.34″ N117″44″10.53″E. Kemudian sesuai dengan tracking dari aplikasi spide trade yang dimiliki pihak maskapai di ketahui titik koordinat terakhir pesawat Bintang Air yaitu di koordinat 3″27″43.74″ N117″41″23.48″E.

width"400"
width"450"
width"400"

Kemudian data pesawat yang diterima CMC yaitu Bintang Air, jenis Twin Otter milik perusahaan maskapai Bintang Sentosa dengan rute Balikpapan – Tawau dengan ciri-ciri warna putih – merah.

width"300"

Selanjutnya, pada pukul 09.15 Wita Com Center Kansar Tarakan berkoordinasi dengan pihak maskapai Bintang Sentosa terkait data manifest dan tracking pesawat sebelum terjadi lost contact yaitu.

Data korban disesuaikan dengan manifes sebanyak 10 orang, terdiri dari Pilot dan Co Pilot, 2 crew kabin, dan 6 penumpang.

Adapun data korban sebagai berikut;
1. Pilot: Hermantano (L 50) Balikpapan
2. Co Pilot : Dermawan (L 30) Palu
Crew
3. Susi (P 26) Palu
4. Creaw : Joko (L 31) Tarakan

Penumpang
5. Mukidi (L24) Nunukan
6. Rianto ( L 39) Situbondo
7. Ratnawati (P20) Situbondo
8. Bilal (L24) nunukan
9. Santoso (L17) Tarakan
10. Sumarno (L40) Tarakan

“Pencarian melibatkan unsur TNI Polri, PMI, BMKG dan potensi lainnya, dengan memakan waktu kurang lebih 3 jam lamanya. Terdapat pula alur yang dikerahkan diantaranya, KN SAR Seta 252 Tarakan, RIB 01 Tarakan, RIB 02 Tarakan, RBB Tarakan, Rubber Boat 01, Rubber Boat 02, Rubber Boat 03 dan Rubber Boat 05, RBB Milik Ditpolairud Polda Kaltara, KAL Bunyu Lantamal XIII dan lainya,” jelasnya.

Posko SAR yang dipusatkan di KN SAR Seta, tim berhasil mengevakuasi semua korban dengan kondisi 7 luka-luka, dan 3 korban ditemukan meninggal dunia.

Semua korban di evakuasi di Pelabuhan Ditpolairud Polda Kaltara di Juata, kemudian selanjutnya korban di bawa menggunakan ambulan menuju rumah sakit untuk penanganan medis.

Syahril mengatakan, terkait dengan evaluasi kegiatan ini, terlihat secara makro tidak ada kendala namun secara sendiri nantinya tetap akan dilakukan evaluasi.

“Pada prinsipnya latihan ini mendekati kejadian yang sebenarnya. Kemudian dari latihan ini yang terpenting adalah zero accident dimana semua kegiatan berjalan lancar,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas RI, Noer Isrodin Muchlisin, yang hadir langsung dalam kegiatan ini mengatakan simulasi ini dilakukan benar-benar mengikuti siklus pencarian dan pertolongan yakni siaga 24 jam. Tujuannya, mempersiapkan kesiapsiagaan seluruh unsur, baik personel dan peralatan guna mengantisipasi kejadian.

“Yang kita simulasikan hari ini merupakan kecelakaan pesawat sipil. Tapi yang kita mainkan adalah sistem SAR yang berjalan, mulai dari mendapatkan informasi dan menyampaikan ke seluruh potensi SAR yang bisa menangani itu,” katanya, Selasa (20/2/2024).

Negara Indonesia yang cukup luas tidak dapat dipungkiri terdapat potensi kedaruratan atau ancaman bencana, hingga kecelakaan transportasi.

“Setiap kondisi bencana dengan kondisi membahayakan manusia hukumnya wajib kita memberikan bantuan atau perlindungan, maka untuk itu SAR hadir,” tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa unsur SAR tidak bisa bekerja mandiri perlu dukungan semua pihak dan stakholder terkait. Maka kegiatan ini wajib dilakukan di setiap UPT Kantor SAR minimal satu tahun sekali.

“Latihan program seperti ini adalah program kerja yang sifatnya wajib yang dilaksanakan setiap kantor SAR satu kali dalam satu tahun. Kantor SAR yang kita miliki jumlahnya 43 kantor itu setiap tahun melaksanakan seperti ini sebagai upaya kita untuk meningkatkan kesiapsiagaan kita,” jelasnya.

Di Kaltara sendiri 90 persen didominasi kecelakaan perairan, dan saat ini dengan SDM dan alutsista yang dimiliki Basarnas sudah cukup, namun jika sewaktu-waktu dibutuhkan bantuan yang lebih besar maka akan di backup dari Basarnas Pusat.

Artikel ini telah dibaca 226 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

IKN Masuki Tahap Kedua: Kepala Otorita IKN Tegaskan Komitmen dan Tata Kelola Pembangunan

20 Juni 2025 - 19:12

Aksi Donor Darah Perwira KPB bersama PMI Balikpapan, Wujud Kepedulian Sosial dan Budaya Sehat

20 Juni 2025 - 16:57

Gubernur Minta Dukungan Pemerintah Pusat, Dorong Pengembangan Pariwisata Kaltara

20 Juni 2025 - 16:46

Lirik Pemanfaatan Sampah Organik, PT Pertamina EP Sangatta Gelar Pelatihan Budidaya Maggot

20 Juni 2025 - 15:05

Polda Kaltara Tetapkan Tersangka Oknum Polisi Curi Barang Bukti 7 Gram Sabu

20 Juni 2025 - 06:20

Bangun IKN dengan Data, Otorita IKN Mulai Pelatihan Pendataan Penduduk

19 Juni 2025 - 23:09

Trending di Daerah