TANA TIDUNG, – Salah satu ukuran kemajuan pembangunan Kabupaten Tana Tidung, terpotret dengan geliat kemajuan dan konsep pembangunan di pedesaan. Hal ini menjadi salah satu visi misi Bupati Ibrahim Ali dan wakilnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan pembangunan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
“Berdasarkan visi dan misi Bupati Tana Tidung tahun 2021-2026, yaitu terwujudnya Kabupaten Tana Tidung yang bermartabat, sejahtera, indah dan humanis serta bersih. Salah satu misinya, meningkatkan kemandirian desa,†ujar Ibrahim Ali, —
Ia menerangkan, kemandirian desa merupakan kemampuan yang dimiliki pemerintah desa dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan melalui potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. Dengan menerapkan strategi untuk mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian desa, kemudian dilaksanakan program desa cermat (cerdas, mandiri dan terintegrasi).
Desa Cermat ini juga merupakan salah satu dari 10 program prioritas yang menjadi janji kepala daerah. Melalui impelementasi dari program Desa Cermat, seperti Bina Kelompok Tani oleh perangkat daerah di desa sentra pertanian. Kemudian memberikan pelatihan keterampilan masyarakat desa.
“Mengintegrasikan prioritas visi dan misi saya dengan prioritas desa, melalui pendanaan perangkat daerah dan pendanaan desa. Diantaranya kami sudah melakukan pembentukan cluster UMKM, gerakan 1 desa 1 produk dan percepatan kemandirian desa,†ungkapnya.
Salah satu keberhasilan desa cermat, terlihat dengan meningkatnya status desa. Ibrahim menyebutkan di awal kepemimpinannya, ada 1 desa mandiri, 13 desa maju, 13 desa berkembang dan satu desa tertinggal. Tapi di tahun ini, sudah menjadi 11 desa mandiri, 14 desa maju, 7 desa berkembang dan tidak adalagi desa tertinggal.
Meski demikian, Ibrahim mengungkapkan masih ada tantangan dalam mengejar target kemajuan program pembangunan di tingkat pedesaan. Terberat yang dihadapi, mulai dari keterbatasan sumber daya, keuangan dan infrastruktur.
“Saya harus mencari cara untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada dan memanfaatkan bantuan dari pemerintah pusat atau pihak ketiga,†katanya.
Kemudian kendala dengan tingkat kesejahteraan yang berbeda, sehingga dengan potensi yang berbeda membutuhkan penanganan yang berbeda. Ditambah lagi tingkat kesejahteraan yang belum merata, jelas membutuhkan analisa dan desain program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan memastikan distribusi yang adil dan merata.
“Ada juga kendala koordinasi dan sinergi, perlu memastikan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa, dan lembaga-lembaga terkait. Sinergi ini penting, untuk implementasi program yang efektif dan menghindari tumpang tindih atau konflik kepentingan,†tuturnya.(**)















Discussion about this post