TARAKAN – Pelaku diduga membuka jasa prostitusi secara online atau open booking online (BO) yang masih anak dibawah umur, sudah beberapa dilakukan asesmen atau pendampingan konseling oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tarakan. Tidak hanya kepada anak, tetapi juga keluarganya.
Hal itu, disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP3AP2KB Kota Tarakan, Rinny Faulina, Kamis (19/12/24). Ia menjelaskan konseling diberikan kepada anak tersebut, dilakukan sampai tuntas dengan 12 kali pertemuan sesuai tugas DP3AP2KB.
“Alhamdulillah anaknya berjanji tidak akan mengulang dan melakukan lagi. Dan ini akan tetap kami pantau dan kunjungi ke rumahnya, untuk memastikan hasil konseling anak tersebut seperti apa serta yang pasti anak tersebut tidak melakukan hal itu lagi,” katanya kepada Fokusborneo.com, Kamis (19/12/24).
Ia mengatakan kasus anak-anak selama ini ditangani di DP3AP2KB, rata-rata keluarganya broken home atau orangtuanya sudah cerai.
“Mereka rata-rata orangtua seperti bapak dan ibunya sudah berpisah. Kalau saya lihat ini anaknya kayak butuh perhatian orangtua, makanya tidak boleh kita biarkan ini kami sampaikan kepada orangtua miliki anak supaya diperhatikan,” tambahnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengecek hingga ke sekolah. Tujuannya untuk memastikan apakah anak tersebut benar-benar belajar dan aktif di sekolah.
“Jadi setelah konseling itu tidak selesai disitu saja, kami pantau anak tersebut sampai beberapa bulan kedepan. Baik home visit maupun ke sekolahnya, apakah berubah atau tidak termasuk anak yang baru-baru ini kami ditangani,” ungkapnya.
Anak yang ditangani ini, katanya sebenarnya punya potensi dan bakat terpendam yang ditemukan gurunya.
“Bahkan dia punya potensi Alhamdulillah gurunya menemukan bakat yang terpendam di dia dan bisa diarahkan, sehingga dia bisa lebih percaya diri lagi dan anaknya bisa aktif di sekolah,” ungkapnya.
Kepala DP3AP2KB Kota Tarakan Hasman Parigi menghimbau kepada orangtua ketika anaknya tidak ada dirumah, supaya dicari. Apabila dilakukan pembiaran, bisa muncul pikiran-pikiran negatif.
“Apalagi kalau bersama teman-temannya yang se-profesi, akhirnya curhatnya kepada orang tidak tepat. Seyogyanya kalau ada hal-hal menyimpang seperti pergaulan bebas, bisa secepatnya dilaporkan ke kami (DP3AP2KB),” imbaunya.
Ia meminta supaya seluruh masyarakat khususnya orangtua untuk membantu mencegah kasus yang sama terulang kembali.
“Ini tidak bisa kami lakukan sendiri dari dinas tanpa dukungan dan bantuan masyarakat. Makanya kami berharap bantuan semua pihak terutama masyarakat dan terkhusus orangtua yang memiliki anak, untuk selalu memantau dan mengecek anaknya,” pesannya.
Hasman menerangkan pihaknya juga sudah membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan. Bahkan DP3AP2KB sudah melakukan pelatihan kepada sekolah bagimana cara mendeteksi anak-anak terlibat kasus prostitusi.
“Supaya apabila diketemukan segera laporkan ke kami dan pihak berwajib agar bisa ditelusuri. Ini untuk mencegah agar kasus serupa tidak terjadi,” tutupnya.(**)
