TARAKAN – Kepala Cabang (Kacab) Pelni Kota Tarakan Anwar menyampaikan kewenangan penambahan rute ada di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pelni sebagai operator, selama inu hanya menjalankan penugasan yang diberikan Kemenhub.
Hal itu, disampaikan saat menerima kunjungan kerja (kunker) Komisi III DPRD Kota Tarakan, Senin (13/1/25). Ia mengatakan di Tarakan ada dua kapal penumpang sementara beroperasi yaitu Lambelu dan Bukit Siguntang serta satu kapal perintis.




“Secara umum ada dua kapal penumpang dan satu perintis, itu operasinya sudah diatur pemerintah pusat khususnya Kementerian Perhubungan. Pelni ini hanya menjalankan penugasan,” bebernya.








Terkait penambahan rute maupun frekuensi kedatangan dan keberangkatan, dijelaskannya merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan. Rute yang kapal pelni jalani, merupakan penugasan.









“Rute yang ada semuanya penugasan, tentu dari penugasan itu ada syarat-syarat pemerintah harus kita jalankan. Terkait mekanisme penambahan rute, frekuensi maupun armada, itu kewenangan di Kementerian Perhubungan,” jelasnya.
Ia mengatakan dari tahun ke tahun, selalu ada permintaan rute ke Surabaya, hanya saja Pelni sebagai operator hanya menjalan penugasaan. Untuk penambahan rute kewenangan Kementerian Perhubungan.


“Armada yang ada ini masih sangat kurang. Saya boleh dibilang kebutuhan ini bisa terpenuhi kalau ada penambahan kapal,” bebernya.
Selama ini, formula dilakukan Pelni agar bisa banyak mengangkut penumpang, sebut Anwar dengan memaksimalkan dispensasi diberikan yaitu menambah jumlah penumpang kurang lebih 50 persen dari kapasitas kapal.
“Kami setiap tahun meminta dispensasi penambahan kapasistas kurang lebih 50 persen dari kapasitas yang ada, misalnya 2.000 kita mengangkut 3.000 orang. Artinya karena tidak bisa menambah armada, makanya menambah kapasitas tapi tetap juga memikirkan keselamatan dan kenyamanan,” ungkapnya.
Anwar menerangkan setiap peak season, jumlah penumpang kapak ada kenaikan diatas 9-10 ribu. Berbeda dengan hari-hari biasa yang hanya 5-6 ribu orang. Di tahun 2024, penumpang terangkut dari Tarakan sekitar 84 ribu dan sebaliknya yang datang sekitar 91 ribu.
“Ini lah gambaran, bahwa kami berusaha mengakomodir orang berpergian dari Tarakan. Untuk menghindari calo pada saat peak season, harapan kami kepada masyarakat yang ingin mudik jauh-jauh hari lah membeli tiket bisa datang ke kantor maupun secara online,” pesannya.
Ia menambahkan Pelni sekarang hanya mengoperasikan sebanyak 25 kapal dari sebelumnya 28 kapal selama kurun waktu 20 tahun dengan menyinggahi 20 pelabuhan di Indonesia termasuk di Tarakan.
“Sebenarnya kita membutuhkan kapal sekitar 70 armada untuk bisa menjangkau seluruh Indonesia. Kalau dari jumlah 25 kapal ada digeser rutenya, pasti ada beberapa pelabuhan tidak bisa disinggahi,” tutupnya.(**)