TARAKAN – Penanganan banjir di Kota Tarakan, cukup komplek dari hulu sampai hilir. Hal itu, disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan Fandariansyah saat menerima kunjungan kerja (kunker) Komisi III DPRD Kota Tarakan, Selasa (11/2/25).
Ia mengatakan posisi DPUTR dalam persoalan tersebut, berada di hilir, makanya harus ada komunikasi yang kuat dengan masyarakat agar tidak membangun di gunung-gunung atau bukit.
“Tipikal tanah di Tarakan itu kan pasir, terbuka sedikit pas hujan pasir pasti terbawa turun semua. Penanganan PU selama ini lakukan, normalisasi dan peningkatan pembukaan pendeminsian saluran,” sebutnya kepada Fokusborneo.com.

Fanda menjelaskan ada 14 saluran primer atau sungai besar di Kota Tarakan yang tersebat di seluruh kelurahan. Semua itu, sudah diidentifikasi penanganannya mulai pelebaran hingga pengerukan sendimentasinya.


“Program penanganan banjir sudah ada, tinggal anggarannya yang tidak ada. Sebenarnya kami sudah mengusulkan pas pembahasan anggaran, cuma dicoret,” terangnya.
Ia membeberkan salah satu penanganan banjir sudah dilakukan di Kelurahan Karang Anyar, baru sebatas membuka dua jembatan dengan memperlebar dan menaikan tingginya. Walaupun belum tuntas, paling tidak gak penghambat aliran air.

“Kenapa debit air itu berkurang ke hilirnya, karena penyempinan saluran disitu ada bangunan makanya mengecil. Di Karang Anyar idealnya saluran lebaranya 8-10 meter,” bilangnya.
Sedangkan penanganan banjir di Kelurahan Karang Anyar Pantai, sebut Fanda sudah ada programnya yaitu perlu adanya pompa. Hal itu untuk mengantisipasi pasang surut air laut.
“Penanganan banjir disitu tidak bisa dilakukan manual harus ada pompa, karena pengaruh pasang surut air laut. Konsep itu sudah ada, tapi lagi-lagi terkendala anggaran harapan kami pada saat pembahasan kami di backup anggaran untuk penanganan banjir,” tegasnya.
Sementara, penanganan di saluran tersier atau salurun kecil di lingkungan RT, DPUTR menugaskan 30 orang membersihkan. Hanya saja yang menjadi tantangan, dilakukan di 447 RT di seluruh Kota Tarakan.
“Sekali lagi proporsi pembiaayaan harus dicukupkan, grand desain penanganan banjir sudah ada. Sebesar apa pun demensi saluran yang kami buat, pada saat banjir itu terisi sama pasir akhirnya air lewat rumah orang dan jalan,” ucapnya.
Panda juga meminta untuk pengadaan alat berat, agar tidak lagi pinjam dan bisa melakukan pengerukan sendimentasi kapan saja.
“Selama ini kami pinjam sana, pinjam sini, supaya bisa melakukan pembersihan sendimentasi. Kebutuhan mendesak, saluran Mulawarman 1,2,3,4 harus secepatnya dibersihkan jika tidak bisa menimbulkan banjir,” tutupnya.(**)