TANA TIDUNG, – Pemerintah Tana Tidung berkomitmen untuk menjadikan pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai program prioritas dengan menyelenggarakan kegiatan penguatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan terhadap pembelajaran bermuatan Science, Technology, Engineering, Art, Mathematic (STEAM).
Komitmen ini mendapatkan apresiasi Ketua Tim Kerja Pembelajaran dan Penilaian Direktorat PAUD Kemendikdasmen RI, Mareta Wahyuni. Hal ini kemudian membuat kerjasama Bunda PAUD dengan Direktorat PAUD untuk melakukan penguatan kompetensi guru.
Diantaranya tentang pendidikan matematika, sains, dan teknologi bagi anak usia dini melalui pembelajaran mendalam dalam Pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bimtek) 100 Kepala Sekolah dan Guru PAUD Tana Tidung, pada Jumat, (28/02/2025).
“Komitmen Komitmen Pemerintah Tana Tidung untuk di satuan PAUD ini sungguh menggembirakan. Dengan menghadirkan kami dari Direktorat PAUD untuk menyampaikan kebijakan pembelajaran mendalam melalui kegiatan main yang menggembirakan, bermakna, dan berkesadaran,” jelas Mareta.

Mareta menambahkan, seluruh peserta kegiatan aktif berperan serta. Tidak hanya dalam diskusi, namun juga saat praktik penataan lingkungan main. Kolaborasi dan kerjasama dalam mencermati Kurikulum Operasional Satuan PAUD, menyusun perencanaan, dan mempresentasikan setting lingkungan pembelajaran bermuatan STEAM.
“Ini menunjukkan keseriusan para guru dan pengelola untuk belajar tanpa henti, berefleksi, dan berbenah. Dengan dukungan penuh Bunda PAUD, saya yakin PAUD bermutu untuk semua akan terwujud di Tana Tidung,” tambahnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Tana Tidung, Vamelia Ibrahim menambahkan kegiatan bimtek ini merupakan dukungan Pemkab Tana Tidung melalui Bunda PAUD bekerjasama dengan Direktorat PAUD untuk melakukan penguatan kompetensi guru.
Sekaligus merupakan tindak lanjut dari hasil audiensi dengan Direktur PAUD pekan lalu. Dalam audensi tersebut, dilakukan sinkronisasi program prioritas pusat dan daerah.
“Salah satu yang masuk program prioritas yaitu pembelajaran STEAM sejak usia dini. Bukan berarti pula mengajarkan berhitung angka-angka pada bayi dan balita. Tapi melalui kegiatan main. Seperti mencampur berbagai jenis warna dan menghasilkan warna baru. Membuat mobil-mobilan dari kardus. Jadi guru dan orang tua jangan sampai keliru,” katanya. (*/hr)