BALIKPAPAN, – Salah satu hasil kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurofiq ke Balikpapan, Kalimantan Timur menunjukkan pengelolaan sampah di Balikpapan sudah berada di jalur yang tepat.
Dalam kunjungannya pada Sabtu (13/4/2025) ini, Menteri LHK melihat langsung pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, mulai dari rumah tangga, bank sampah, fasilitas LRF (Landfill Refuse Facility), VTF (Vertical Trash Facility), hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Balikpapan.

“Kunjungan Menteri LHK bersama beberapa direktur juga meminta agar upaya pengurangan sampah terus ditingkatkan. Sehingga memenuhi target pengurangan sampah hingga 50 persen yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) terbaru,†ujar Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana.
Meski dari kunjungan Menteri LHK dari TPA sampai ke bank sampah mengindikasikan pengelolaan sampah di Balikpapan sudah sesuai jalur, namun tetap diminta agar ditingkatkan lagi.
“Balikpapan diberi tugas untuk mencapai pengurangan sampah 50 persen dalam waktu 3 hingga 4 bulan ke depan,†tandasnya.
Sebagai informasi, target pengurangan sampah pada RPJMN sebelumnya hanya sebesar 30 persen, dan hingga tahun ini, Balikpapan telah mencapai angka 28 persen.
“Kita optimis target akan tercapai pada tahun ini. Tapi, memang untuk mencapai target RPJMN terbaru ini, kami sudah merancang beberapa langkah strategis. Salah satunya adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di beberapa titik kecamatan,†imbuhnya.
Sudirman mengungkapkan, pada tahun 2024, satu TPST telah selesai dibangun dan direncanakan mulai beroperasi pada Mei tahun ini. Kemudian, pada tahun ini juga ada tiga TPST lagi akan dibangun di kawasan Gerha Indah, KM 12 Kota Hijau, dan Kutang Kota, Kelurahan Telaga Sari.
“Tahun 2026 mendatang, kita juga sudah merencanakan dua TPST tambahan akan dibangun di Balikpapan Barat dan Kota Asala, Balikpapan Kota,†ungkapnya.
Saat ini, Kota Balikpapan menghasilkan sekitar 500 ton sampah per hari. Melalui berbagai upaya pengurangan yang dilakukan, seperti bank sampah, MRN (Material Recovery Network), dan ITF (Intermediate Treatment Facility), sekitar 100–120 ton sampah berhasil dikurangi.
“Dengan demikian, sampah yang masuk ke TPA setiap harinya berkisar antara 380–400 ton. Sehingga, kita memastikan penguatan peran bank sampah juga menjadi fokus utama,†katanya lagi.
Diakuinya, sebelum pandemi COVID-19, jumlah bank sampah di Balikpapan mencapai sekitar 200 unit. Namun, pada tahun 2022, jumlah tersebut menurun drastis menjadi hanya 77 unit.
“Menteri (LHK) juga meminta agar bank sampah diaktifkan kembali dan diperbanyak sebagai bagian dari gerakan masif pengurangan sampah di tingkat masyarakat. Tapi, DLH tidak bisa bergerak sendiri. Ini butuh kolaborasi dari semua pihak, termasuk RT, lurah, dan camat. Karena peran serta masyarakat dalam pengurangan sampah sangat krusial,” tegasnya. (*)