TARAKAN – Personel rescue gabungan berhasil memadamkan kebakaran hutan dengan cepat dan tepat dalam simulasi bencana kebakaran hutan dan lahan yang dilaksanakan Sabtu (26/4/2025) malam di depan Halaman Masjid Baitul Izza, Islamic Center, Kelurahan Kampung 4 pada
Simulasi penanggulangan bencana ini merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh relawan bencana kota Tarakan atau Korkalar dalam rangka memperingati hari kesiapsiagaan bencana nasional tahun 2025.
Budi Hariyanto, ketua Korlakar Tarakan mengatakan peringatan HKB merupakan momentum yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanggulangan bencana.

“Mudahan teman – teman di lapangan bisa bersinergi dan berkolaborasi dan meningkatkan kesadaran kita untuk menjaga lingkungan hutan sebagaimana mereka menjaga kita dikemudian hari,” ujarnya.



Kegiatan simulasi penanggulangan kebakaran melibatkan puluhan personel gabungan, dan disaksikan tamu undangan dari instansi terkait, organisasi masyarakat dan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Tarakan, Yonsep menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Korkalar dalam penanggulangan bencana sangat luar biasa pihaknya hanya dapat memberikan saran, support dan masukan.

“Semua kegiatan, dana maupun tenaga sifatnya mandiri dan dibantu orang peduli bencana,” ungkapnya.
Yonsep menegaskan, bencana adalah urusan bersama, Ia mengajak masyarakat untuk bersahabat dengan bencana, karena bencana bukan musuh tapi kawan, karena manusia tidak bisa menghindar dari bencana setiap menit jam bahkan tahun.
“Kita di Tarakan ada 8 jenis bencana, paling rawan menghadapi pergerakan trust Indonesia kalau itu bergerak sesar Tarakan berpotensi bergerak oleh karena itu kita harus siap siaga,” katanya.
Lanjutnya, untuk potensi bencana lokal paling tinggi yaitu longsor, banjir dan kebakaran lahan. Menghadapi ancaman ini perlu keterlibatan semua pihak perlu koordinasi tidak hanya penanggulangannya akan tetapi menyelesaikan persoalan di hulu.

Dalam kesempatan ini, Wakil Walikota Tarakan, Ibnu Saud Is yang turut hadir membuka kegiatan mengatakan bahwa 30 persen wilayah Tarakan terdiri dari hutan sehingga jika terjadi bencana kebakaran tentu akan merugikan masyarakat serta flora dan fauna di dalamnya.
Sehingga melalui momentum ini, Wawali menegaskan pentingnya penanganan bencana yang terintegrasi dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Melalui kegiatan simulasi yang dilaksanakan oleh Korlakar dan stakholder terkait dinilai sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
“Simulasi seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kecakapan dan kesiapan semua pihak dalam menghadapi situasi darurat,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya membangun edukasi dan kesadaran masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. “Masyarakat yang teredukasi dengan baik akan mampu bertindak cepat dan tepat dalam situasi darurat,” tambahnya.
Seperi yang disampaikan Kalaksa BPBD, di Tarakan ada 8 jenis bencana tentu penanganan bencana tidak bisa dilakukan secara parsial harus secara terintegrasi dan koordinasi dan itu tidak mudah.
Di harapkan masyarakat mendukung membantu petugas dalam penanganan bencana yang terjadi di Tarakan. (ary)