BALIKPAPAN, – Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPAS) Manggar setiap harinya bisa menerima sekitar 500 ton sampah dari seluruh wilayah Balikpapan. Upaya untuk mengurangi volume sampah ini, sudah dilakukan dengan pengelolaan sampah di hulu melalui pola berbasis masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengungkapkan pihaknya terus berupaya mengurangi volume sampah ke TPAS Manggar melalui Bank Sampah Unit (BSU) yang ada di kelurahan.
“Kita khawatir volume sampah ke TPAS Manggar ini akan terus bertambah, jika tidak dilakukan langkah pengurangan di hulu,†ujarnya, Jumat (2/5/2025).
Menanggulangi masalah volume sampah di TPAS Manggar tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan juga sudah turun tangan melalui Dinas Pekerjaan Umum dengan membangun tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) tambahan.
“Rencananya, TPST tambahan ini akan mulai beroperasi tahun depan di wilayah Balikpapan Utara dan Balikpapan Kota. Harapan kami, dengan adanya TPST tambahan. Sampah yang masuk ke TPAS bisa dikurangi hingga 50 persen atau sekitar 250 ton per hari,†ujarnya.
Selain itu, sebagai bagian dari pengelolaan jangka panjang, TPAS Manggar juga akan dilengkapi dengan teknologi incinerator atau mesin pembakar sampah bersuhu tinggi yang mampu mengubah sampah menjadi energi listrik.
Teknologi ini diyakini akan membantu menurunkan volume dan berat sampah, serta menghilangkan zat berbahaya selama proses pembakaran. Akhirnya, sampah bisa dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi.
“Dengan incinerator, sampah bukan lagi sekadar limbah, melainkan bisa menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat,†jelas Sudirman.
Sudirman menegaskan, strategi DLH bukan hanya berfokus pada pengurangan sampah, tetapi juga pada pemanfaatan limbah menjadi energi ramah lingkungan yang mendukung visi Balikpapan sebagai kota Beriman.
DLH juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat terkait pentingnya pemilahan sampah dari rumah. Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi dasar pengelolaan di tingkat komunitas.
“Kami percaya keberhasilan pengelolaan sampah dimulai dari kebiasaan masyarakat. Semakin banyak yang sadar memilah, semakin ringan beban TPAS dan semakin besar manfaat ekonominya. Peran masyarakat memang sangat penting untuk bisa mewujudkan Balikpapan bebas sampah,†tegasnya. (*)