TARAKAN – Pengemudi ojek online (Ojol) akan melaksanakan aksi unjuk rasa besar-besaran secara nasional pada 20 Mei 2025 di Kantor Kementerian Perhubungan. Dalam unjuk rasa ini beberapa daerah juga memberikan dukungan dengan mematikan aplikasi driver termasuk di Kaltara.
Saat dikonfirmasi, Ketua Asosiasi Driver Online (ADO) Kaltara, Andrianinur menjelaskan, meski tidak semua driver turut serta mendukung aksi demonstrasi, namun beberapa komunitas tetap mendukung penuh perjuangan nasional ini.
“Sebagai bentuk solidaritas, kami akan melakukan aksi “offbid” (mematikan aplikasi) secara serentak sebagai dukungan moral kepada teman-teman driver online di berbagai daerah, terutama yang menyuarakan aspirasi langsung di Kementerian Perhubungan RI,” ujar Adit, Sabtu (17/5/2025).
ADO secara nasional telah mengirimkan perwakilan resmi, yaitu Ketua Umum ADO, yang hadir langsung di Jakarta untuk menyampaikan tuntutan mewakili berbagai daerah, termasuk Kalimantan Utara.
Di wilayah Kalimantan Utara, jumlah driver online roda dua (R2) dan roda empat (R4) diperkirakan mencapai 500 orang.
Seruan aksi dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang diduga melanggar regulasi.
“Kami menekankan perlunya regulasi khusus untuk sektor driver online roda dua, terutama dalam hal transparansi dan keseimbangan tarif pengantaran barang dan makanan, agar pihak aplikator tidak seenaknya membuat program “hemat” yang merugikan pengemudi dan tak masuk akal secara operasional,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini, regulasi untuk roda dua masih sangat lemah dan belum jelas, sehingga aplikator besar seperti Grab, Gojek, dan Maxim kerap membuat program promosi terselubung yang menekan pendapatan driver online.
“Walau kami tidak turun langsung ke jalan, kami tetap satu suara untuk mendukung keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh driver online di Indonesia,” pungkasnya. (ary)
Discussion about this post