Menu

Mode Gelap

Daerah

Angka Stunting di Balikpapan 21,6 Persen, Partisipasi Posyandu Perlu Ditingkatkan


					Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati Perbesar

Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati

BALIKPAPAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan mencatat angka prevalensi stunting di wilayahnya masih cukup tinggi, yaitu 21,6 persen berdasarkan data terbaru. Hal ini diketahui dari kegiatan peluncuran Gerakan Gempur Stunting pada Minggu (25/5/2025).

Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Alwiati menuturkan perlu dilakukan upaya maksimal, sebagai langkah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah stunting sejak dini.

width"300"

“Partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu baru mencapai 40,6 persen. Ini berarti masih banyak bayi dan balita yang belum mendapat pemeriksaan rutin,” ujar Alwiati.

Alwiati mengungkapkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis.

“Keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci utama mengidentifikasi kasus, serta mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak-anak,” jelasnya.

Pemerintah Kota Balikpapan berkomitmen untuk menekan angka stunting melalui berbagai program, termasuk edukasi remaja putri untuk konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan pemberian bantuan tunai bersyarat dan pangan nontunai kepada puskesmas.

Disebutkan, target prevalensi stunting di Balikpapan sebesar 17,6 persen pada 2025 dan menurun menjadi 15,6 persen pada 2026. Pemerintah Kota Balikpapan juga menetapkan target kunjungan bayi dan balita ke posyandu sebesar 95 persen.

Dinas Kesehatan menggandeng kader posyandu, RT, dan tokoh masyarakat untuk aktif memantau kondisi balita di lingkungan mereka. Jika ditemukan anak dengan gejala kekurangan gizi, Ketua RT diharapkan segera melaporkannya ke puskesmas terdekat agar bisa ditangani oleh tenaga kesehatan.

“Kerja sama lintas sektor juga sangat penting. Jika hanya mengandalkan pemerintah, tidak akan maksimal,” lanjut Alwiati.

Dalam kegiatan ini, juga dilakukan edukasi oleh dokter spesialis anak dan kandungan terkait pentingnya pola asuh dan gizi seimbang, terutama selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan.

Edukasi ini bertujuan meningkatkan pemahaman orang tua tentang peran penting mereka dalam menjaga tumbuh kembang anak.

“Dengan edukasi yang benar, kami yakin angka stunting bisa ditekan. Ini adalah tugas bersama untuk mewujudkan generasi sehat dan berkualitas,” pungkasnya. (oc/ar)

Artikel ini telah dibaca 62 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Dorong Investasi Kuliner Berbasis Budaya, PT. Plataran Boga Rasa Teken Kerja Sama Strategis dengan Otorita IKN

23 Juli 2025 - 21:30

Gubernur Kaltim Hadiri Peresmian Proyek RS Bhayangkara dan Rusun Sepaku

23 Juli 2025 - 20:41

Perusda Nunukan Kirim 50 Ton Hasil Tani, Targetkan Pasar Ekspor

23 Juli 2025 - 20:30

HAN 2025, Pemkot Balikpapan Genjot Program Terpadu Perlindungan Anak

23 Juli 2025 - 20:14

Dukungan Masyarakat Terus Mengalir, PWNU Kaltim Akan Gelar Miladiyah NU di IKN

23 Juli 2025 - 20:05

Pemprov Kaltara Minta Trakindo Perluas Jangkauan dan Turunkan Alat Berat untuk Penanganan Bencana

23 Juli 2025 - 19:35

Trending di Daerah