TARAKAN – Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Juwata Tarakan jelaskan kronologi penyebab penundaan keberangkatan pesawat Super Air Jet pada Senin 2 Juni 2025. Padahal pesawat sudah berada di ujung runway 24 dan akan lepas landas menuju Balikpapan.
Fahrudin Rahmad, Kepala Bidang Teknik dan Operasi menjelaskan, kondisi pada saat itu penundaan dikarenakan terdapat bagian permukaan runway terkelupas, kemudian dilakukan koordinasi antara pihak tim operasi dan crew pilot
akhirnya memutuskan pesawat kembali ke apron menunggu upaya berikutnya dan pesawat melakukan isi bahan bakar kembali.
“Tim Operasional melakukan langkah awal berkoordinasi dengan pihak Otoritas Bandara. Sesuai dengan SOP langkah awal penanganan, kita menertibkan notam terkait kondisi pelayanan, berkoordinasi dengan AirNav Tarakan dan Balikpapan,” jelas Fahrudin, Kamis (5/6/2025).

Area permukaan aspal yang terkelupas seluas, 0,5 meter x 0,5 meter, pada posisi 70 meter dari ujung landasan pacu dan sekitar 20 meter dari tepi. Dengan kondisi ini tentu sesuai SOP keselamatan maka take off ditunda.



“Apapun kondisinya jika tidak normal kita lakukan pemeriksaan, mitigasi, meski hal yang sangat kecil berkaitan dengan safety, tidak ada kata tawar menawar,” tegasnya.
Setelah dilakukan mitigasi, diputuskan panjang landasan pacu yang bisa digunakan hanya 2.050 meter dari 2.250 meter. Keputusan penerbangan ditangan pilot dan diputuskan take off dengan runway 2.050 meter.

Panjang runway yang digunakan lepas landas sudah melalui perhitungan. Pesawat start engine dari posisi take off, dan untuk menghindari dampak jet blast dari mesin pesawat yang baru dinyalakan, maka lalu lintas di Jalan Aki Balak dihentikan sementara.
Fahrudin menambahkan, kondisi seperti ini sangat mungkin terjadi dalam operasional penerbangan. Pihaknya selaku komitmen menjaga keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan.
Saat ini kondisi runway sudah kembali normal, setelah dilakukan perbaikan. Dan landasan dinyatakan aman untuk penerbangan. (ary)