TANA TIDUNG – Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Pemerintahan (Pusjar SKMP) Lembaga Administrasi Negara (LAN) secara resmi mengukuhkan 80 peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVI dan XVII Tahun 2025. Seremoni penutupan ini digelar di Auditorium Hasanuddin, Kampus Pusjar SKMP LAN, Makassar, pukul 09.00 WITA.
Plt. Camat Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Indra Hatari meraih penghargaan sebagai pemimpin perubahan dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) yang dilaksanakan Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinan pada jabatan administrator di lingkungan pemerintahan.

Nurwahyudianti,SS., M.HRM.IR selaku Coach Reformer Indra Hatari menyampaikan “Selamat atas Predikat Baru sebagai “Pemimpin Perubahan”.
Inovasi selalu memberikan value added atau manfaat yang lebih besar jadi Inovasi sebenarnya adalah wujud terbaik seorang manusia, karena sebaik-baik manusia adalah yang membawa manfaat bagi manusia lainnya.
Inovasi membutuhkan keberanian, krn hanya orang atau organisasi yang berani yang bisa berinovasi. Organisasi yang berinovasi akan selalu jadi rujukan bagi organisasi lain.” ucapnya, Jumat (18/7/2025).
Indra Hatari mengatakan, dari hasil kegiatan tersebut, Ia membuat terobosan melalui Inovasi baru berdasarkan analisis Masalah menggunakan Fishbone Analysis dari isu atau prioritas utama untuk diselesaikan yaitu Pemerintah Desa yang lebih fokus pada pelaksanaan program dibanding administrasi pelaporan pertanggungjawabannya.
“Akhirnya kita ketahui akar penyebab masalahnya yaitu Lingkungan dan Budaya Kerja (Environment),” sambungnya.
Akar dari permasalahan ini penting untuk diselesaikan karena dengan tidak diintervensi nya integritas terkait tanggung jawab aparatur Desa atau mindset nya maka keterlambatan desa dalam penyampaian Laporan Pertanggungjawaban kegiatan (SPJ) akan selalu terjadi.
“Tentu hal ini dapat berdampak langsung pada berbagai aspek pemerintahan dan pembangunan desa.Tanpa perbaikan di sisi pengawasan dan pembinaan, permasalahan pelaporan keuangan akan terus berulang dan menghambat pembangunan desa secara berkelanjutan,” terangnya.
Kecamatan Sesayap sebagai ujung tombak pemerintah daerah, memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan pengelolaan dana desa dilakukan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, muncul gagasan inovatif dengan melakukan Pengawasan dan monitoring akuntabilitas keuangan desa (PEMANGKU DESA).
Melalui program Pemangku Desa, kecamatan tidak hanya berperan sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pembimbing dan penggerak yang memberikan dukungan teknis dan moral kepada desa-desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien.
Berkat adanya inovasi ini Desa se Kecamatan Sesayap untuk pertama kali telah disalurkan Dana Desa serentak ke rekening desa. Hal ini membuktikan bahwa Desa saat ini tidak hanya berorientasi Realisasi Anggaran minimal 60% namun juga memenuhi persyaratan melengkapi SPJ serta persaratan lainnya yang ditentukan.
“Saya optimis penyaluran Dana Desa tahap 1 tahun 2026 nantinya akan tepat sesuai waktunya agar tidak berdampak pada kegiatan yang telah di rencanakan, terutama fokus pada ketahanan pangan sebagaimana untuk mendukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan rencana aksi dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,” pungkasnya. (**)