BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan menaruh perhatian lebih pada kesehatan mental anak dan keluarga. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), layanan psikolog gratis disiapkan bagi masyarakat, termasuk keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus atau yang disebut sebagai anak istimewa.
Fasilitas tersebut tersedia di Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), sebuah ruang konsultasi terbuka yang ditujukan untuk membantu orang tua memahami lebih dalam tentang tumbuh kembang anak, termasuk dalam aspek emosional dan psikologis.

“Kami sadar, setiap anak punya tantangan berbeda. Tidak bisa disamaratakan, apalagi bagi anak-anak istimewa. Karena itu, pendampingan psikologis menjadi penting,” ujar Kabid Perlindungan Anak DP3AKB Kota Balikpapan, Umar Adi, saat ditemui Rabu (23/7/2025).
Menurut Umar, banyak orang tua masih melihat kebutuhan anak hanya dari sisi fisik atau akademik. Padahal, anak-anak dengan kebutuhan khusus sering kali menyimpan tekanan mental yang tak kasat mata—yang jika tidak direspons dengan benar, bisa berpengaruh besar pada tumbuh kembang mereka.
“Anak istimewa butuh pendekatan berbeda. Dan dalam proses itu, orang tua juga perlu diperkuat mentalnya. Jangan sampai mereka merasa sendiri atau bingung menghadapi dinamika yang ada,” tambahnya.
Namun begitu, hingga kini Balikpapan belum memiliki data pasti mengenai jumlah anak berkebutuhan khusus secara rinci. Hal ini disebabkan luasnya kategori “anak istimewa” yang mencakup berbagai kondisi, baik fisik, mental, maupun potensi tersembunyi.
“Kami belum melakukan pemetaan khusus karena kategorinya sangat beragam. Tapi kami sudah punya data awal sebagai pijakan untuk mengembangkan layanan lebih terarah ke depannya,” jelas Umar.
Sebagai gambaran awal, DP3AKB mengacu pada data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan. Tercatat sekitar 600 anak mengikuti program pendidikan inklusi hingga 2024. Anak-anak tersebut juga sudah mendapatkan pendampingan psikologis melalui jalur sekolah.
“Angka ini bisa jadi titik tolak, tapi kami percaya jumlah sebenarnya jauh lebih besar jika proses pendataan diperluas dan dimutakhirkan,” ujarnya.
Untuk itu, DP3AKB telah menetapkan tiga sasaran besar dalam mendampingi anak-anak istimewa di Balikpapan: membangun kemandirian pribadi, mendukung tumbuh kembang optimal agar siap bekerja di masa depan, serta menyiapkan mereka hidup mandiri dengan potensi membuka usaha sendiri.
“Kami ingin anak-anak ini tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan punya masa depan cerah. Dan semua itu dimulai dari perhatian kecil hari ini, termasuk dukungan mental dari keluarga dan pemerintah,” pungkasnya. (*)