TANA TIDUNG – Pendidikan dan kesehatan terus menjadi fokus utama dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Hal ini ditegaskan Vamelia Ibrahim, Bunda PAUD sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tana Tidung, saat meluncurkan Program Desa Peduli Pendidikan, Senin (21/07/2025).
Menurut Vamelia, upaya menciptakan SDM yang tangguh tidak terlepas dari tantangan serius yang dihadapi pada periode pertama kepemimpinan. Dua isu utama yang menjadi sorotan adalah rendahnya partisipasi anak usia dini di PAUD dan tingginya angka stunting.

“Tantangan di periode pertama Bupati dan saya selaku Bunda PAUD/Ketua PKK yang ditangani, yaitu rendahnya anak bersekolah di PAUD dan tingginya stunting. Dengan kerja keras dan berbagai inovasi, kita mampu menanganinya dengan capaian terbaik di Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur,” ungkap Vamelia.
Data Kementerian terkait mencatat capaian signifikan. Partisipasi anak usia 5–6 tahun yang bersekolah meningkat dari 59% pada tahun 2021 menjadi 91,8% di tahun 2024. Sementara itu, prevalensi stunting berhasil ditekan dari 30,7% pada tahun 2022 menjadi hanya 7,4% di tahun 2024.
Memasuki periode kedua, Vamelia menyatakan komitmennya untuk melanjutkan keberhasilan tersebut dengan fokus baru, yakni menekan angka anak putus sekolah melalui peluncuran Program Desa Peduli Pendidikan.
“Di periode kedua ini, sebagai Bunda PAUD dan juga Ketua PKK, saya fokus menurunkan angka putus sekolah. Melalui program ini, saya mengajak pemerintah desa untuk aktif dalam pencegahan dan penanganannya,” jelasnya.
Vamelia menekankan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Posyandu di setiap desa memiliki peran strategis. Kini, Posyandu telah mengalami transformasi, tidak lagi hanya berfokus pada layanan kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menjalankan enam layanan dasar, termasuk bidang pendidikan.
“Posyandu dan TBM bersama dengan PKK Desa menjadi garda terdepan dalam mendeteksi anak-anak yang tidak sekolah,” ujarnya.
Ia juga mendorong pemerintah desa untuk lebih proaktif. Menurutnya, desa memiliki kewenangan, otoritas, serta sumber daya yang memadai untuk mendukung sektor pendidikan melalui pengalokasian dana yang tepat sasaran.
“Pemerintah desa harus memastikan tidak ada warganya yang tertinggal dalam pendidikan. Ini juga selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs poin keempat, yaitu pendidikan berkualitas untuk semua,” terang Vamelia.
Sebagai bentuk dukungan dan motivasi, Vamelia menyebut bahwa desa-desa yang menunjukkan kinerja terbaik dalam menjalankan Program Desa Peduli Pendidikan akan mendapatkan penghargaan khusus berupa Vamelia Award.
“Desa berkinerja terbaik akan mendapatkan apresiasi dan piala Vamelia Award,” pungkasnya. (*)