BALIKPAPAN – Suasana penuh semangat mewarnai peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang digelar Pemerintah Kota Balikpapan di halaman Kantor Wali Kota, Rabu (23/7/2025).
Acara ini bukan hanya selebrasi tahunan, tetapi juga momentum memperkuat komitmen daerah dalam menjamin hak dan perlindungan bagi anak-anak.

Ribuan pelajar dari jenjang PAUD hingga SLB hadir memadati lokasi acara. Kehadiran mereka didampingi oleh para guru, orang tua, komunitas, hingga perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), menandakan sinergi lintas sektor dalam memajukan kesejahteraan anak.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo menuturkan anak-anak tak bisa lagi dipandang sebagai pewaris masa depan semata, melainkan aktor utama dalam proses pembangunan bangsa sejak dini.
“Kita tak bisa menunggu 20 tahun ke depan untuk mempersiapkan mereka. Hari ini adalah momen memastikan bahwa ruang tumbuh mereka aman, sehat, dan mendidik,” ujar Bagus.
Ia menjelaskan langkah nyata menuju status Kota Layak Anak sudah dijalankan melalui pembenahan fasilitas umum yang ramah anak, penyediaan ruang interaksi, dan keterlibatan anak dalam forum perencanaan pembangunan lokal.
Pemkot menargetkan peningkatan status KLA dari peringkat utama menjadi paripurna, yang membutuhkan komitmen konsisten dalam memenuhi indikator perlindungan anak secara menyeluruh.
Selain infrastruktur, Bagus juga menyoroti pentingnya pemerataan kualitas pendidikan. Menurutnya, peningkatan mutu sekolah, kompetensi guru, dan pemerataan akses harus terus diperkuat sebagai investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi unggul.
Namun demikian, ia tak menutup mata pada tantangan yang masih dihadapi, seperti maraknya kekerasan terhadap anak dan persoalan stunting yang masih ditemukan di sejumlah wilayah.
“Isu kekerasan dan gizi buruk berakar dari kerentanan sosial-ekonomi keluarga. Karena itu, pendekatannya harus menyentuh inti persoalan: kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan,” katanya.
Guna menjawab persoalan itu, Pemkot menggandeng berbagai OPD dalam program kolaboratif berbasis keluarga. Mulai dari pendataan ibu hamil, intervensi gizi, layanan kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi rumah tangga berbasis UMKM menjadi bagian dari strategi utama.
Ia juga menyoroti peningkatan kasus kejahatan anak yang memerlukan penanganan berbasis komunitas. Keluarga, menurutnya, harus kembali menjadi garda terdepan yang mampu menciptakan rasa aman bagi anak-anak.
Peringatan HAN 2025 di Balikpapan pun ditutup dengan pesan kuat, menciptakan Kota Layak Anak bukan sekadar formalitas, melainkan perjuangan kolektif agar setiap anak bisa tumbuh bahagia, sehat, terlindungi, dan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
“Ketika keluarga rapuh, anak-anak lebih rentan terjerumus pada lingkungan yang negatif. Maka, penguatan ekonomi dan ketahanan keluarga jadi fokus penting,” tutupnya. (*)