TARAKAN,Fokusborneo.com – Serikat buruh akan melaksnakan aksi demo serentak secara nasional yang dipusatkan di Jakarta pada 28 Agustus 2205.
Terkait aksi tersebut, Federasi Serikat Pekerja Kayu dan Hutan Indonesia (FSP Kahutindo) Kota Tarakan menegaskan sampai saat ini belum ada rencana ikut aksi.
Ketua DPC FSP Kahutindo Tarakan, Rudi mengatakan, sampai saat ini belum ada instruksi dari DPP FSP Kahutindo untuk mengikuti aksi baik secara nasional maupun di daerah.



“Kami menunggu instruksi dari pusat, saat ini saya belum mendapatkan instruksi dari DPP FSP Kahutindo. Kita belum bisa mengambil sikap,” jelasnya, Senin (26/8/205).





Meski belum ada rencana aksi demo, namun DPC FSP Kahutindo Tarakan sendiri menilai bahwa Anyang menjadi tuntutan teman-teman Serikat buruh sangat sesuai dengan kondisi saat ini.




“Menanggapi tuntutan sebenarnya itu memang kondisi yang sebenarnya,” tegasnya.


Salah satu tuntutan utama yaitu berkaitan dengan status tenaga kerja outsourcing atau pekerja dengan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).



Menurutnya, kondisi saat ini dari 1.000 perusahaan belum tentu semuanya memiliki kemampuan secara finansial, bahkan di Tarakan kondisinya juga sama.


“Tarakan sama kondisinya dan bahkan lebih parah, hampir 99 persen perusahaan disini outsourcing semua untuk 2 tahun ini,” tegasnya.


Rudi mengungkapkan, dampak outsourcing berkaitan dengan kesejahteraan atau masalah kehidupan pekerja kedepannya. PKWT tidak mendapatkan kepastian kehidupan, jika terjadi PHK maka selain tidak mendapatkan apa-apa, pekerja akan sulit mencari pekerjaan lainnya karena faktor usia


“Kita sering menyuarakan itu, sehingga jangan sampai memunculkan preman baru,” sambungnya.
Meski belum bisa memastikan ikut dalam aksi, FSP Kahutindo tetap memberikan support kepada rekan – rekan Serikat buruh yang akan berjuang dalam aksi. (ary)