• About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Fokus Borneo
Advertisement
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
Fokus Borneo
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini
Home Daerah

Gua Buong Baru, Warisan Belanda yang Bersembunyi di Balik Hutan Tropis Tana Tidung

by Redaksi
30 Agustus 2025 06:55
in Daerah, Hiburan, Sosial Budaya, Travel
A A
0

Baca Juga

Bupati Ibrahim Ali Teken MoU Jargas, 725 Rumah di Tana Lia Segera Nikmati Gas Bumi

Pemkot Tarakan dan Unhas Perkuat Kerja Sama di Bidang Kesehatan

BPBD Tarakan Tingkatkan Kapasitas TRC PB dalam Penanganan Karhutla

PWI Bulungan dan PHI Perkuat Kolaborasi Edukatif untuk Masyarakat

ADA yang unik di pelosok Kalimantan Utara, tepatnya di Desa Buong Baru, Kecamatan Betayau, Kabupaten Tana Tidung. Di balik rimbunnya hutan dan jalur tanah yang jarang dilalui, terdapat sebuah gua bersejarah yang menyimpan kisah kolonial.

Namanya Gua Buong Baru, dikenal juga sebagai bunker peninggalan Belanda.

Tak banyak yang tahu keberadaannya. Gua ini bagaikan ruang sunyi yang membeku dalam waktu, menyimpan jejak masa lalu yang perlahan terlupakan.

Namun bagi mereka yang berani menempuh perjalanan menuju lokasi, pengalaman yang ditawarkan bukan sekadar wisata alam, tetapi juga perjalanan menembus sejarah.

 

Jejak Kolonial yang Terlupakan

Gua Buong Baru dipercaya digunakan Belanda pada masa penjajahan sebagai tempat persembunyian sekaligus pos pertahanan. Letaknya yang terpencil membuatnya aman dari jangkauan masyarakat lokal.

Dari keterangan warga, di dalam gua pernah ditemukan botol kaca, pecahan alat, bahkan senjata tajam seperti keris dan pedang. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa gua tersebut dimanfaatkan sebagai bunker atau ruang logistik.

Meski sebagian peninggalan sudah tidak berada di lokasi, suasana di dalam gua tetap menyisakan nuansa masa lalu yang kental.

Pada 2023 lalu, pemerintah daerah menetapkannya sebagai cagar budaya Kabupaten Tana Tidung. Pengakuan ini menjadi langkah awal, meski pengelolaan dan fasilitas wisata masih sangat terbatas.

 

Perjalanan Menuju Gua

Rute menuju Gua Buong Baru dimulai dari Tideng Pale, ibu kota Tana Tidung. Waktu tempuh sekitar satu jam, dengan jalur kombinasi antara jalan beraspal, jalan tanah, hingga trek hutan.

– Tahap awal perjalanan masih terasa “ramah”. Jalan beraspal membawa pengunjung melewati perkampungan warga. Rumah-rumah sederhana berdiri di sisi jalan, dengan ladang dan kebun kecil yang ditanami pisang, singkong, atau sayur mayur.

– Beberapa kilometer berikutnya, suasana berubah. Jalan aspal berakhir, berganti jalan tanah merah yang licin saat hujan. Kendaraan mulai berguncang, suara mesin berpacu dengan deru alam.

– Memasuki kawasan hutan, pemandangan semakin menakjubkan. Pohon besar menjulang tinggi, rimbunnya dedaunan menciptakan atap alami yang menaungi perjalanan. Udara berubah lebih sejuk, sesekali terdengar kicau burung atau teriakan kera yang bergelantungan di ranting.

– Tantangan perjalanan semakin terasa: jalur menanjak, akar pohon yang melintang, hingga aliran sungai kecil yang harus diseberangi. Di sinilah petualangan sesungguhnya dimulai.

Belum ada jalur trekking resmi atau infrastruktur wisata yang tertata. Jadi perjalanan masih sangat bergantung pada kondisi alam.

Rute bisa berubah tergantung musim (musim hujan bikin jalan tanah sulit dilalui, sungai lebih deras).

Karena itu biasanya disarankan menggunakan pemandu lokal supaya lebih aman.

Meski menantang, perjalanan ini justru menjadi bagian paling berkesan. Banyak pengunjung berhenti sejenak untuk menikmati suara alam atau sekadar merasakan kesejukan air sungai. Setiap langkah membawa sensasi berbeda—seolah memasuki dunia lain yang jauh dari hiruk pikuk kota.

Pesona Gua Buong Baru

Sesampainya di lokasi, mulut gua tampak sederhana, hanya lubang gelap di antara pepohonan. Namun ketika kaki melangkah masuk, atmosfer berubah drastis.

Hawa dingin menyergap, udara lembap memenuhi rongga dada. Cahaya senter menyorot dinding batu yang ditumbuhi lumut, menciptakan pantulan hijau redup. Ruangan di dalam gua cukup besar, membuat pengunjung bisa berdiri tegak tanpa merasa terhimpit.

Keheningan gua benar-benar pekat. Hanya suara tetesan air yang memecah sunyi. Suasana ini menghadirkan kesan mistis, seolah setiap sudut gua masih menyimpan rahasia dari masa lalu. Di titik inilah, pengunjung sering merasa seakan sedang berjalan di lorong waktu.

Daya Tarik Wisata Edukatif

Gua Buong Baru bukan sekadar gua alami. Nilai sejarah yang melekat menjadikannya situs budaya penting, sekaligus destinasi wisata potensial.

 

Jika dikelola dengan baik, gua ini dapat menawarkan paket wisata lengkap:

– Trekking hutan tropis bagi pecinta petualangan.

– Wisata sejarah bagi pelajar, peneliti, dan masyarakat umum.

– Wisata fotografi karena panorama hutan dan nuansa gua sangat fotogenik.

Bayangkan sebuah jalur resmi dengan papan informasi sejarah, fasilitas penerangan, serta paket wisata terarah. Bukan tidak mungkin Gua Buong Baru menjadi ikon wisata heritage Kalimantan Utara.

Apa yang Dinikmati Selama Perjalanan?

Selain tujuan akhir berupa gua, pengalaman perjalanan adalah bagian penting dari pesona Gua Buong Baru:

1. Perkampungan warga dengan ladang dan kebun sederhana.

2. Hutan tropis lebat dengan udara segar yang jarang ditemui di perkotaan.

3. Suara satwa liar seperti burung, serangga, hingga monyet ekor panjang.

4. Aliran sungai kecil yang jernih, cocok untuk berhenti sejenak melepas lelah.

5. Cahaya matahari yang menembus pepohonan, menciptakan nuansa magis di dalam hutan.

6. Keheningan alami yang memberi ruang untuk refleksi diri.

Setiap elemen perjalanan ini menjadikan kunjungan ke Gua Buong Baru lebih dari sekadar “jalan-jalan”. Ia adalah pengalaman penuh, menyatukan alam dan sejarah dalam satu lintasan.

 

Tips Praktis Berkunjung ke Gua Buong Baru

Bagi yang ingin merasakan langsung pengalaman menuju gua, ada beberapa hal yang sebaiknya disiapkan:

– Gunakan kendaraan yang sesuai medan. Motor trail atau mobil double gardan sangat disarankan.

– Bawa perlengkapan pribadi. Senter atau headlamp, sepatu trekking, jas hujan, dan air minum wajib tersedia.

– Datanglah di pagi hari. Agar perjalanan pulang lebih aman dan nyaman sebelum gelap.

– Siapkan fisik. Trekking menantang membutuhkan stamina yang cukup.

– Hormati situs sejarah. Jangan mengambil atau merusak benda apapun di dalam gua.

– Bawa kamera. Banyak momen indah yang bisa diabadikan, dari hutan hingga gua.

– Ajak pemandu lokal. Selain membantu menunjukkan jalur, mereka juga bisa menceritakan latar belakang gua.

Total waktu tempuh: ±1 jam dari Tideng Pale

0 – 15 Menit: Keluar dari Tideng Pale

Jalan beraspal mulus, melewati rumah warga dan kios sederhana.

15 – 30 Menit: Perkampungan & Kebun Warga

Pemandangan berganti rumah panggung, ladang singkong, kebun pisang, hingga ternak warga.

30 – 45 Menit: Jalur Tanah & Hutan Rimbun

Aspal berakhir, jalan tanah merah bergelombang.

Pohon besar menjulang, udara hutan semakin sejuk.

45 – 55 Menit: Sungai Kecil & Trekking

 

Beberapa titik ada aliran sungai kecil.

Kendaraan biasanya ditinggalkan, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

55 – 60 Menit: Tiba di Gua Buong Baru

 

Mulut gua tersembunyi di balik pepohonan.

Suasana dingin, lembap, dan mistis menyambut pengunjung.

Menjaga Warisan, Menyulam Masa Depan

Gua Buong Baru bukan sekadar ruang kosong di dalam hutan. Ia adalah saksi bisu sejarah kolonial, sekaligus aset wisata alam yang berharga.

Keberadaannya menjadi pengingat bahwa warisan budaya tidak hanya ada di kota besar, tetapi juga tersembunyi di desa-desa terpencil. Jika dijaga dan dikelola dengan baik, gua ini bisa menjadi kebanggaan Tana Tidung, bahkan Kalimantan Utara.

📰 Catatan Redaksi:

Mengunjungi Gua Buong Baru adalah perjalanan menembus dua dunia: dunia hutan tropis yang masih perawan, dan dunia sejarah yang membeku di balik dinding batu. Di sanalah kita diajak merenung, bahwa alam dan sejarah selalu menyimpan pelajaran—jika kita bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan.

Fokusborneo.com

Tags: Cagar BudayaGua Buong BaruHeadlineHeritage TourismHidden GemKalimantan UtaraTana TidungTravel IndonesiaWisata alamWisata PetualanganWisata Sejarah

Berita Lainnya

Daerah

Bupati Ibrahim Ali Teken MoU Jargas, 725 Rumah di Tana Lia Segera Nikmati Gas Bumi

18 September 2025 21:36
Pemkot Tarakan dan Unhas Perkuat Kerja Sama di Bidang Kesehatan
Daerah

Pemkot Tarakan dan Unhas Perkuat Kerja Sama di Bidang Kesehatan

18 September 2025 18:42
Daerah

BPBD Tarakan Tingkatkan Kapasitas TRC PB dalam Penanganan Karhutla

18 September 2025 18:34
Daerah

PWI Bulungan dan PHI Perkuat Kolaborasi Edukatif untuk Masyarakat

18 September 2025 18:32
Daerah

Rp26 Miliar Digelontorkan, Proyek Jalan dan Jembatan Salimbatu Dikebut

18 September 2025 17:28
Daerah

ASN Bulungan Diminta Tegakkan Integritas dan Profesionalisme

18 September 2025 17:05
Next Post

PKK Balikpapan Siapkan Ruang Ramah Anak hingga Tingkat Kelurahan

Pesan Damai dari Hasan Basri, Minta Masyarakat dan Aparat Tahan Diri dan Tidak Terprovokasi

Pesan Damai dari Hasan Basri, Minta Masyarakat dan Aparat Tahan Diri dan Tidak Terprovokasi

Pertamina Hulu Indonesia Dorong Akselerasi Pengembangan Kompetensi Pekerja Migas melalui Program MAST3R

Discussion about this post

Ikuti Kami

Ikuti Kami

Berita Terlaris

  • Infrastruktur Pesisir Balikpapan, Jembatan Baru Tingkatkan Mobilitas dan Perekonomian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AirAsia Masuk, Penerbangan Tarakan-Balikpapan Makin Kompetitif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korpri Tarakan Beri Penghargaan Pensiunan TMT September – Oktober 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPRD Tarakan Beri BPN Deadline 3 Hari Selesaikan Masalah Tanah di RT 30 Karang Anyar Pantai 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Ibrahim Ali Teken MoU Jargas, 725 Rumah di Tana Lia Segera Nikmati Gas Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Fokus Borneo

Ikuti Kami

Rubrik

  • Advetorial
  • Daerah
  • Derap Nusantara
  • Ekonomi
  • Energi
  • Fokus
  • Hiburan
  • KPH Tarakan
  • Kriminal
  • Kuliner
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Opini
  • Otomotif
  • Parlemen
  • Pemkab Bulungan
  • Pemkab Malinau
  • Pemkab Nunukan
  • Pemkab Tana Tidung
  • Pemkot Balikpapan
  • Pemkot Tarakan
  • Pemprov Kaltara
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sosial Budaya
  • TNI Polri
  • Travel
  • Video

Recent News

Tenaga Ahli KSP Jelaskan Strategi Pengelolaan Lahan dan Aktivasi PLBN Sebatik

18 September 2025 21:49

Bupati Ibrahim Ali Teken MoU Jargas, 725 Rumah di Tana Lia Segera Nikmati Gas Bumi

18 September 2025 21:36
  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
    • Kuliner
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP