BALIKPAPAN,Fokusborneo.com – Pembangunan jembatan atas air yang menghubungkan Kelurahan Marga Sari hingga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kini tengah dikebut oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan. Proyek senilai Rp21,7 miliar ini dilaksanakan selama 240 hari kalender dan diharapkan menjadi penghubung vital sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir, sekaligus memperkuat potensi pariwisata bahari.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, menekankan pembangunan jembatan bukan sekadar menghadirkan infrastruktur fisik, melainkan juga upaya nyata meningkatkan kesejahteraan warga.
“Setelah rampung, warga pesisir akan lebih mudah beraktivitas, mulai dari pergi ke sekolah, pasar, hingga fasilitas kesehatan. Mobilitas yang lancar akan langsung berdampak pada kualitas hidup mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DPU Balikpapan, Rita, menegaskan jembatan ini merupakan kelanjutan dari pembangunan infrastruktur pesisir yang sudah direncanakan sebelumnya. Selama ini akses menuju TPI dan permukiman warga terbatas, sehingga mobilitas dan kegiatan ekonomi terhambat.
“Setelah jembatan ini selesai, warga pesisir akan lebih mudah beraktivitas, baik untuk sekolah, berbelanja, maupun transportasi sehari-hari. Proyek ini bukan sekadar fisik, tapi membawa manfaat nyata bagi kehidupan warga,” ujar Rita, Senin (15/9/2025).
Ia menambahkan, keberadaan jembatan juga memberi dampak langsung pada sektor perdagangan dan distribusi hasil laut. TPI selama ini menjadi pusat jual beli ikan dan hasil laut, namun akses yang terbatas membuat distribusi barang kurang efisien.
“Dengan konektivitas yang lancar, nelayan bisa menjual hasil laut lebih cepat, pedagang bisa mendapatkan barang lebih efisien, dan harga produk bisa lebih kompetitif. Ini benar-benar meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” kata Rita.
Pembangunan proyek dipercayakan kepada PT Azka Jaya Konstruksi sebagai pelaksana, dengan PT Widya Aika sebagai konsultan perencana. DPU melakukan pengawasan ketat terhadap kualitas material, keselamatan kerja, dan progres proyek.
“Kami memastikan setiap tahapan sesuai spesifikasi. Proyek ini harus selesai tepat waktu dan memberi dampak maksimal, bukan sekadar jadi simbol pembangunan,” tegas Rita.
Selain akses dan ekonomi, jembatan ini dirancang menjadi kawasan wisata kuliner dan edukasi lingkungan. Pemerintah Kota Balikpapan ingin warga dan pengunjung bisa menikmati panorama laut sekaligus belajar menjaga ekosistem pesisir.
“Ini peluang bagi masyarakat untuk belajar dan berinteraksi dengan lingkungan pesisir. Jembatan ini bukan hanya sarana transportasi, tapi juga ruang edukasi dan rekreasi,” ungkap Rita.
Dengan selesainya jembatan, Pemkot Balikpapan menargetkan kawasan pesisir akan lebih hidup, perekonomian lokal meningkat, kesempatan kerja bertambah, dan identitas kota sebagai kota pesisir modern semakin kuat.
Rita menekankan, proyek ini menjadi contoh keberhasilan kolaborasi antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur yang bermanfaat jangka panjang. (*)